Peran Penting Penanganan Keperawatan Kritis pada Penyakit Gagal Jantung

Oleh: Rezki (Mahasiswa Institut Citra Internasional)

Gagal jantung adalah masalah klinis dan kesehatan masyarakat yang utama dengan prevalensi lebih dari 23 juta di seluruh dunia. Penananganan Gagal Jantung terdiri dari penanganganan farmakologis dan non farmakologis yang antara lain latihan fisik atau rehabilitasi jantung. Rehabilitasi jantung adalah sekumpulan upaya atau program yang terintegrasi yang dilakukan untuk mengontrol penyebab dasar penyakit kardiovaskular, memperbaiki kondisi fisik, mental dan sebagai langkah preventif sekunder.

Data Riskesdas (2018) menunjukkan bahwa angka kejadian penyakit jantung di Indonesia meningkat semakin tinggi dari tahun ke tahun dengan prevalensi 1,5%. Hal tersebut berarti bahwa 15 dari 1.000 orang di Indonesia menderita penyakit jantung.Pada tahun 2021, 56,5 juta kasus gagal jantung (HF) dilaporkan secara global, 27,3 juta di antaranya terjadi pada wanita dan 29,2 juta pada pria. 1) Karena HF menjadi lebih umum seiring bertambahnya usia, jumlah pasien dengan penyakit ini meningkat pesat di negara-negara maju dengan populasi yang menua.

Penatalaksanaan Gagal Jantung

Pada orang tua ialah untuk mengembalikan kualitas hidup, mengurangi frekuensi eksaserbasi gagal jantung dan memperpanjang hidup. Tujuan sekunder ialah memaksimalkan kemandirian serta kapasitas kerja dan mengurangi biaya perawatan. Untuk mencapai tujuan ini terapi harus mencakup penanggulangan etiologi dan faktor pencetus, terapi nonfarmakologi (nonmedikamentosa) dan farmakologi (medikamentosa).

Empat Tahap Gagal Jantung

Gagal jantung merupakan kondisi kronis yang makin memburuk seiring berjalannya waktu. Ada empat stadium gagal jantung (stadium A, B, C, dan D). Stadium-stadium tersebut berkisar dari yang berisiko tinggi mengalami gagal jantung hingga yang sudah parah.

Tahap A

Tahap A (pra-gagal jantung) berarti Anda berisiko tinggi mengalami gagal jantung karena Anda memiliki riwayat keluarga gagal jantung kongestif atau Anda memiliki satu atau lebih kondisi medis berikut:

  1. Hipertensi
  2. Diabetes
  3. Penyakit arteri koroner
  4. Sindrom metabolik
  5. Riwayat gangguan penggunaan alkohol
  6. Riwayat demam rematik
  7. Riwayat keluarga kardiomiopati
  8. Riwayat mengonsumsi obat-obatan yang dapat merusak otot jantung, seperti beberapa obat kanker.

Tahap B

Tahap B (pra-gagal jantung) berarti ventrikel kiri Anda tidak berfungsi dengan baik dan/atau strukturnya tidak normal tetapi Anda tidak pernah mengalami gejala gagal jantung

Tahap C

Orang dengan gagal jantung Stadium C memiliki diagnosis gagal jantung kongestif dan saat ini memiliki atau sebelumnya memiliki tanda dan gejala kondisi tersebut.

Tahap D dan EF ( fraksi ejeksi ) yang berkurang

Orang yang mengalami HFrEF Stadium D (gagal jantung dengan fraksi ejeksi berkurang) memiliki gejala lanjutan yang tidak membaik dengan pengobatan. Ini adalah stadion akhir gagal jantung.

Apa saja faktor risiko gagal jantung

Faktor risiko gagal jantung kongestif meliputi:

  1. Berusia lebih dari 65 tahun
  2. Menggunakan produk tembakau, kokain atau alkohol
  3. Memiliki gaya hidup yang tidak aktif (tidak banyak bergerak)
  4. Mengonsumsi makanan yang banyak mengandung garam dan lemak
  5. Memiliki tekanan darah tinggi
  6. Menderita penyakit arteri koroner
  7. Mengalami serangan jantung
  8. Memiliki riwayat keluarga gagal jantung kongestif.

Apa saja gejala gagal jantung

Gejala gagal jantung  meliputi:

  1. Sesak napas
  2. Bangun dengan sesak nafas di malam hari
  3. Sakit dada
  4. Jantung berdebar-debar
  5. Kelelahan saat beraktivitas
  6. Pembengkakan pada pergelangan kaki, dingin, dan perut
  7. Penambahan berat badan
  8. Perlu buang air kecil saat istirahat malam
  9. Batuk kering dan batuk-batuk
  10. Perut penuh ( kembung ) atau keras
  11. Kehilangan selera makan atau sakit perut ( mual ).

Apa penyebab gagal jantung

Penyebab gagal jantung  meliputi:

  1. Penyakit arteri koroner dan/atau serangan jantung
  2. Kardiomiopati (genetik atau virus)
  3. Masalah jantung yang muncul sejak lahir (penyakit jantung bawaan)
  4. Penyakit diabetes
  5. Tekanan darah tinggi (hipertensi)
  6. Aritmia
  7. Penyakit ginjal
  8. Indeks massa tubuh (BMI) lebih tinggi dari 30
  9. Penggunaan tembakau dan narkoba\
  10. Penggunaan alkohol
  11. Obat-obatan seperti obat kanker ( kemoterapi ).

Peran Utama Perawat dalam Manajemen Gagal Jantung yaitu:

  1. Triase cepat ke lingkungan yang tepat untuk perawatan klinis yang aman: unit perawatan koroner, bangsal kardiologi, bangsal medis umum
  2. Pemantauan objektif terhadap perubahan tanda dan gejala yang menunjukkan respons terhadap pengobatan. Segera identifikasi dan tangani perubahan yang relevan dalam status klinis
  3. Perencanaan pemulangan dan rujukan ke program manajemen penyakit multidisiplin
  4. Kecemasan pasien harus ditangani dengan segera menjawab pertanyaan dan memberikan informasi yang jelas kepada pasien dan keluarga
  5. Memastikan komunikasi yang efektif dan konsisten antara pasien dan/atau keluarga dan tim multidisiplin

Kesimpulan

Gagal jantung adalah suatu keadaan pato fisiologi berupa kelainan fungsi jantung sehingga jantung tidak lagi memompa darah untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan dan atau kemampuannya habya ada kalau disertai peninggian volume diastolik secara heart failure / gagal jantung adalah suatu kondisi dimana jantung mengalami kegagalan memompa darah guna mencukupi kebutuhan sel sel tubuh nutrien dan oksigen secara ade kuat.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *