Corona dan Nasib Pariwisata

Penulis: Kevin Sabri, Mahasiswa Departemen Ilmu politik, UBB dan Penggiat literasi Kosada Babel

Swakarya.Com. Keindahan menjadi sebuah hiburan mata yang menjadi hati sejuk dan pikiran tenang untuk menikmati pemandangan keindahan kepulauan Bangka belitung (babel) sejak tahun ke tahun, babel menjadi primadona dalam pariwisata sehingga banyak orang-orang negeri asing berkunjung ria untuk menikmati keindahan alam kepulauan Bangka belitung.

Dari bentuk pantai yang menawan sampai bentuk budaya bahasa yang indah dan tekstur berbeda menjadikan babel banyak diminati manusia asing yaitu mereka orang bule yang berkunjung ke pariwisata babel.

Tidak kalah lagi dengan tempat penginapan-penginapan yang berkualitas adat nya masih bagus dan berkualitas.

Tak patut kita syukuri yang hakekatnya tumbuh/lahir di tanah Bangka belitung menjadi kebanggaan tersendiri dalam jiwa untuk memperhatikan pariwisata kita dalam meningkatkan kualitas keindahan dan pembangunan dalam mempromosikan wisata bahari babel sehingga membuat manusia asing tertarik dan bisa menciptakan peluang bagi kita dalam menumbuhkan prekonomian indonesia khususnya kepulauan Bangka belitung (babel).


Dinas pariwisata kabupaten belitung. Hermanto di tanjung pandan, ia mengatakan hingga akhir agustus 2019 jumlah wisatawan nusantara yang berkunjung ke belitung sebanyak 191.392 orang dan wisatakan mancanegara sebanyak 9.342 orang.

Hal ini harus kita tingkat kan lagi dalam bentuk pemasaran hingga mencapai target yang ditentukan babel untuk dalam pemasaran ke para wisatawan agar menimbulkan pemasukan ekonomi bagi Provinsi Kepulauan Bangka belitung akan tetapi tak lepas dari sebuah peningkatan prekonomian masyarakat babel.

Dengan hal ini pemerintah harus genjang dalam meningkatkan pembangunan dalam sektor pariwisata agar menjadi tempat wisata yang menjadi minat banyak orang di kepulauan Bangka belitung pada masa yang akan datang dan jangka panjang ke depannya.
Sedangkan pariwisata Bangka, badan pusat statistik provinsi kepulauan Bangka mencatat kunjungan wisatawan yang menginap di hotel berbintang pada juli 2019 mencapai 37.989 orang atau mengalami kenaikan 9,06 persen dibandingkan bulan sebelumnya 34.833 orang.

Ia mengatakan penigkatan jumlah wisatawan atau tamu yang menginap terjadi di tiga kabupaten/kota, yakni kabupaten Bangka tengah naik 19, 43 persen, pulau belitung naik 17,08 persen, kota pangkalpinang naik sebesar 7,24 persen.

Hal ini membuktikan bahwa kita mampu melakukan penigkatan dalam sektor lingkungan yaitu pariwisata, akan tetapi hal ini akan berpengaruh pada sektor pemasaran, dan akologi perbaikan dan pembangunan dalam membentuk pariwisata yang bagus di masa yang akan mendatang nanti.

Kita akui bahwa kita mampu dalam mealokasikan suatu pariwisata menjadi pertumbuhan ekonomi kita dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi di kepulauan Bangka belitung seperti bekerja sama dengan komunitas maritime muda, dan dinas-dinas terkait pariwisata agar bekerja sama dalam membangun pariwisata bahari sehingga menumbuhkan keindahkan lokal kepulauan bangkaa belitung.


Kemudian munculnya corona di tengah perkembangan babel dalam membangun pariwisata bahari menjadi terhambat dengan kedatangnya corona di belahan dunia sehingga terhambat di sektor pariwisata babel.

Bukan hanya pariwisata yang menjadi tolak ukur tetapi sektor pendidikan, dan aktivitas yang berkelanjutan dalam membangun keindahan alam menjadi teka teki program pemerintah dalam penangulangan penyebaran corona ke berbagai wilayah, sehingga banyak pariwisata babel menjadi tutup untuk sementara waktu.

Ini dapat dipastikan bahwa dalam jangka panjang corona tak lagi usai selesai entah apa yang terjadi nasib pariwisata babel, mungkin bisa jadi tak terurus bahkan tak ada lagi pengunjung.

Ini bukan persoalan lingkungan, bukan pula persoalan pembangunan yang tidak baik akan tetapi ini persoalan keadaan yang menjadi tolak ukur manusia untuk berkunjung, bahkan ada yang memilih berdiam dirumahsaja demi hanya untuk memutuskan rantai penyebaran virus corona di belahan dunia terkhusus di kepulauan Bangka belitung.


Nasib, biasa di artikan manusia hanya nasib kepribadian manusia, hanya melatar belakangi kehidupan manusia sendiri, akan tetapi banyak nasib yang terjadi dalam bentuk pendidikan, ekonomi, bahkan nasib pariwisata sendiri.

Semua udah ada ulasan kehadiran corona seperti membahas nasib masyarakat, nasib pendidikan, nasib keamanan pangan, nasib keamanan manusia, nasib pedagang, nasib pertanian bahkan nasib nelayan, dengan hal ini apakah nasib pariwisata baik-baik saja.

Atau semakin bagus kualitas pembangunan pariwisata nya. Ini menjadi acuan penting juga buat kita. Agar kita menyadari pentingnya dalam melihat sektor nasib pariwisata kita di tengah corona (covid-19).

Tidak menutupi kemungkinan bisa jadi nasib pariwisata kita menjadi down dan tidak berkualitas lagi dikarnakan akibat corona muncul menjadi sepi tempat-tempat wisata kita bahkan tak ada yang berkunjung.

Dikarnakan taat dengan aturan pemerintah untuk tetap dirumahsaja demi kebaikan umat manusia di indonesia dan terkhusus di kepulauan Bangka belitung yang sektor pariwisatanya banyak diminati para wisatawan.


Beberapa hari yang lalu tepatnya 12 april gubernur kepulauan Bangka belitung menutup akses keluar masuk ke daerah kepulauan Bangka belitung, hal ini untuk menghindari pencegahan virus corona agar tidak menyebar ke masyarakt babel, tentu dengan hal ini para wisatawan tidak diizinkan untuk berkunjung apa lagi melarikan diri dari Negara nya hanya untuk menghindari virus corona dan beraalsan untuk berwisatawan ke pulau Bangka Belitung.

Hal ini sangat membahayakan masyarakat Bangka belitung untuk berwaspada dalam kedatangan orang asing ke negeri tercinta yaitu kepulauan Bangka belitung. Sehingga ini memicu pada nasib pariwisata babel, dan banyak masyaraakat setuju apa bila jalur masuk ke babel di tutup untuk sementara waktu.

Agar dapat memutuskan rantai virus corona di babel sendiri dengan hal ini dibuktikan oleh walikota pangkalpinang untuk memberikan surat edaran pengajuan dan permohonan agar pihak provinsi untuk melakukan penutupan sementara waktu jalur masuk ke babel dengan niat untuk memutuskan rantai virus corona.


Indah, keindahan tak lagi di hirup aroma alam yang menawan, datangnya corona masyararkat dan pemerintah siap melawan. Tak cukup untuk membangun periwisata, ekonomi masyarakat menjadi tak tertata.

Apa lagi wisata, tak tumbuh berkelana karna wisatawan sama sama merana, dengan masyarakat mana saja. Tak dapat di pungkiri jiwa resah membasuhi wajah.

Mencerut wisata tak jadi cerah. Karna semua takut dengan corona. Berdiam dirumahsaja sudah biasa, tak ada pembangunan wisata yang luar biasa apa lagi ditengah corona melanda.

Emang nasib wisata menjadi merana. Tak ada yang merindukan keindahan alamnya karna waktunya dirumahsaja, hanya gara-gara corona gila.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait