Peran Penting Keperawatan Kritis Dalam Penanganan Syok Hipololemik

Oleh : Indoana, Pike Rozaline, Lelly Mardiyanti dan Septa Anggeriyana ( Mahasiswa Institut Citra Internasional)

Syok hipovolemik merupakan syok yang terjadi akibat berkurangnya volume plasma di intravaskuler. Syok ini dapat terjadi akibat perdarahan hebat (hemoragik), trauma yang menyebabkan perpindahan cairan (ekstravasasi) ke ruang tubuh non fungsional, dan dehidrasi berat oleh berbagai sebab seperti luka bakar dan diare berat. Kasus-kasus syok hipovolemik yang paing sering ditemukan disebabkan oleh perdarahan sehingga syok hipovolemik dikenal juga dengan syok hemoragik.

Stadium syok hipovolemik :

  • Stadium-1 adalah syok hipovolemik yang terjadi pada kehilangan darah hingga maksimal 15% dari total volume darah. Pada stadium ini tubuh mengkompensasi dengan vasokontriksi perifer sehingga terjadi penurunan refiling kapiler.
  • Syok hipovolemik stadium-II adalah jika terjadi perdarahan sekitar 15-30%. Pada stadium ini vasokontriksi arteri tidak lagi mampu mengkompensasi fungsi kardiosirkulasi, sehingga terjadi takikardi, penurunan tekanan darah terutama sistolik dan tekanan nadi, refiling kapiler yang melambat, peningkatan frekuensi nafas dan pasien menjadi lebih cemas.
  • Syok hipovolemik stadium-III bila terjadi perdarahan sebanyak 30-40%. Gejala-gejala yang muncul pada stadium-II menjadi semakin berat. Frekuensi nadi terus meningkat hingga diatas 120 kali permenit, peningkatan frekuensi nafas hingga diatas 30 kali permenit, tekanan nadi dan tekanan darah sistolik sangat menurun, refiling kapiler yang sangat lambat.
  • Stadium-IV adalah syok hipovolemik pada kehilangan darah lebih 40%. Pada saat ini takikardi lebih dari 140 kali permenit dengan pengisian lemah sampai tidak teraba, dengan gejala-gejala klinis pada stadium-III terus memburuk. Kehilangan volume sirkulasi lebih dari 40% menyebabkan terjadinya hipontesi berat

Penatalaksaa hipovolemik  :

  1. Memulihkan volume intrakvaskular untuk membalik urutan peristiwa sehingga tidak mengarah kepada perfusi jaringan yang tidak akurat.
  2. Meredistibusikan volume cairan, dan tidak adekuat.
  3. Memperbaiki penyebab yang mendasari kehilangan cairan secepat mungkin.

Peranan keperawatan dalam penangan syok hipovolemik :

  • Jika pasien sedang mengalami hemoragi, upaya dilakukan untuk menghentikan perdarahan. Mencakup pemasangan tekanan pada tempat perdarahan atau mungkin diperlukan pembedaan untuk menghentikan perdarahan internal. Pemasangan dua jalur intravena dengan jarum besar dipasang untuk mebuat akses intravena guna pemberian cairan. Contohnya : Ringer Laktat dan Natrium clorida 0,9% Koloid (albumin dan dekstran 6%).pemberian posisi trendelenberg yang dimodifikasi dengan meninggikan tungkai pasie, sekitar 20 derajat, lutut di lurukan, trunchus horizontal dan kepala agak dinaikan. Tujuannya, untuk meningkatkan arus balik vena yang dipengaruhi oleh gaya gravitasi
  • Penangan pra rumah sakit pada pasien dengan syok hipovolemik sering dimulai pada tempat kejadian atau dirumah. Tim yang menangani pasien sebelum kerumah sakit sebaiknya bekerja mencegah cidera lebih lanjut, membawa pasien kerumah sakit segera mungkin dan melakukan penangan yang sesuai. Intervensi sebelum kerumah sakit terdiri dari mobilisasi (pada pasien trauma), menjamin jalan nafas yang adekuat, menjamin ventilasi, dan memaksimalkan sirkulasi. Dalam penanganan syok hipovolemik, ventilasi tekanan positif dapat mengurangi aliran balik vena, mengurangi cardiac output, dan memperburuk status/keadaan syok.

Kesimpulan :

Syok hipovolemik terjadi ketika ada hilangnya volume cairan intravaskular. Pada syok hipovolemik, volume tidak memadai untuk mengisi ruang pembuluh darah. Penyebab paling umum dari syok hipovolemik adalah hemorraghe (kehilangan darah utuh yang berlebihan). Jumlah kehilangan darah yang mengakibatkan syok tergantung pada efisiensi mekanisme kompensasi seseorang dan kecepatan kehilangan darah. Tanda dan gejala syok hipovolemik harus dipantau oleh perawat secara berkala. Sebagai seorang perawat, dia harus memahami dan memiliki kemampuan untuk menangani kondisi ini, di setiap tempat/bangsal. Perawat harus memberikan intervensi yang tepat atau manajemen darurat untuk mengobatinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *