Warga Mendo Keluhkan Sikap PT SAML Garap Lahan Warga Tanpa Ganti Rugi dan Sosialisasi

*Warga: Kebun ini tempat kami mencari makan dan tidak akan kami jual

Bangka, Swakarya.Com. Land Clearing yang dilakukan oleh PT Sinar Agro Makmur Lestari (SAML) di atas lahan milik warga Desa Mendo Kecamatan Mendobarat disesalkan warga sekitar.

Pasalnya, izin lokasi yang baru dikantongi perusahaan tersebut membuat banyak warga merasa dirugikan atas land clearing yang dilakukan tanpa ada ganti rugi serta pemberitahuan kepada warga selaku pemilik lahan atas lahan yang digarap.

Seperti halnya yang diutarakan oleh salah satu warga Mendo, Iskandar yang terkejut ketika melihat lahannya yang terdapat tanam tumbuh seperti pohon karet digusur PT SAML.

“Saya terkejut belum ada ganti rugi, lahan saya digarap perusahaan itu sepanjang 50 meter untuk jalan dan ini membuat saya merasa dirugikan,” katanya kepada wartawan Swakarya.Com, Rabu (2/10).

Warga Desa Mendo protes lahan miliknya digusur PT SAML untuk pembuatan jalan.

Tak cuma itu saja, Iskandar mengaku tidak pernah dihubungi pihak PT SAML maupun pihak aparat desa atas pembukaan jalan di atas lahan kebun miliknya.

“Untuk itu saya minta keadilan atas perusakan tanam tumbuh oleh perusahaan itu di atas lahan saya karena apa yang mereka lakukan ini sepihak dan semena mena,” katanya.

Iskandar juga mengaku tidak mengetahui jika lahan yang ia miliki akan digarap PT SAML untuk membuka perkebunan kelapa sawit di desa setempat.

Senada dengan itu, Ir, warga Petaling yang memiliki kebun di Desa Mendo, Kecamatan Mendobarat juga mengaku tidak akan menjual lahan kebunnya sepetak pun kepada PT SAML.

“Karena kebun ini tempat kami mencari makan dan tidak akan kami jual,” katanya.

Hanya saja Ir mengaku tidak mengetahui jika kebun miliknya telah diplot untuk membuka perkebunan kelapa sawit oleh PT SAML di Desa Mendo.

“Dak pacak PT nek ngambik tanah kami ni, ku pere ge Kades a kelak kek lapor ke Polsek,” katanya.

Namun jika pihak perusahaan tetap ngotot melakukan penggusuran di atas lahan miliknya yang terdapat tanam tumbuh, Ir mengaku akan melakukan perlawanan.

“Men nak ya, bak kami la made, kami tunu ge (kami bakar) alat berat a kalo dak diganti rugi,” katanya.

Ir juga menuntut pihak perusahaan untuk segera melakukan ganti rugi atas penggarapan jalan sepanjang 350 meter di atas lahan miliknya.

“Men untuk pembukaan jalan ku dak masalah. Tapi tu juga lum diganti rugi. Tapi kalo kebun bak kami dak ngasih karena tu untuk berkebun,” katanya.

Sementara Ketua RT 07 desa Mendo, Kecamatan Mendobarat, Ahyar mengaku sempat mendengar gejolak di tengah tengah masyarakat atas izin lokasi seluas 700 ha yang dikeluarkan pemerintah kepada PT SAML di Desa Mendo.

Atas gejolak tersebut, kata Ahyar ia mengaku netral tanpa memihak kepada salah satu pihak perusahaan.

“Kalo ku netral. Hanya saja untuk warga yang belum jual lahannya kemana mana mana tidak akan menjual lahan mereka ke PT kalau tidak ada sosialisasi. Tapi kalau sosialisasi dan ganti rugi, ya silahkan,” katanya.

Hanya saja menurut dia, dengan masuknya PT SAML di desa Mendo ini, terdapat dua kubu di desa setempat yakni ada warga yang pro dan ada yang kontra.

“Tapi untuk penyerobotan tanpa ganti rugi seperti yang ditanyakan ku kurang ngerti karna ku netral orang a. Sudah tu ku banyak di utan, jadi kurang paham soal itu,” katanya.

Sementara, Basri yang mengaku dari Divisi Desa Rukam anak perusahaan PT SAML terkait keberadaannya di lokasi mengatakan hanya ingin meredam warga yang pro dan kontra terhadap PT SAML di Desa Mendo.

“Keberadaan saya di sini karena bos buka di sini, kita takut ada masalah jadi kita antisipasi karena ada dua perusahaan yang buka di sini,” katanya.

Disinggung soal pembukaan lahan yang digarap PT SAML di Desa Mendo, Basri mengaku tidak tau karena bukan ranahnya untuk menjelaskan itu.

Hanya saja Basri mengaku sudah ada penggusuran yang dilakukan oleh PT SAML di atas lahan milik warga untuk pembukaan jalan di Desa Mendo.

“Kalau penggusuran saya lihat di situ saja dan belum berapa hektar untuk bikin jalan blok. Tapi untuk hal lainnya, saya tidak tau karena itu bukan ranah saya,” katanya. (Lio)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait