Jakarta, Swakarya.Com. BUMN Holding Industri Pertambangan – MIND ID, atau Mining Industry Indonesia, yang beranggotakan PT ANTAM Tbk, PT Bukit Asam Tbk, PT Freeport Indonesia, PT Inalum (Persero) dan PT Timah Tbk peringati “Hari Kartini” dengan berbagi kisah inspiratif para wanita yang bekerja di sektor ekstraktif, mulai dari insinyur perempuan yang bekerja di lapangan hingga yang berkiprah di level eksekutif.
Dalam acara ini, Perusahaan mengangkat tajuk “Kartini MIND ID: Melompat Lebih Tinggi” dengan memaknai salah satu pesan RA Kartini yakni “Jangan katakan saya tidak dapat, tapi katakan saya mau.”
Pesan RA Kartini ini dimaknai oleh pemimpin wanita Grup MIND ID secara mendalam diantaranya Direktur Pelaksana PT Inalum (Persero) Sopia Isabella Watimena, Direktur Sumber Daya Manusia PT Bukit Asam Tbk (PTBA) Dwi Fatan Lilyana, dan SVP Corporate Secretary MIND ID Ratih Amri.
Sophia mengaku terkejut saat mengetahui bahwa dirinya merupakan satu-satunya wanita di sebuah sesi perkenalan pegawai Inalum pada 1 April 2020 lalu. “Saya kaget, tapi sekaligus merasa honoured,” jelasnya.
Sophia, menjadi pemimpin wanita harus bisa menentukan prioritas dan fokus. Sekali mengatakan bersedia, harus dijalani dengan penuh komitmen. “Setelah kita bersedia, one thing leads to another. Jalan satu pasti membuka pintu yang lainnya.” tambahnya.
Direktur SDM PTBA Dwi Fatan Lilyana mengatakan RA Kartini merupakan tokoh nasional yang menginspirasi dirinya sejak dulu. Lily memiliki prinsip hidup urip itu urup yang artinya hidup itu harus menyala.
“Seperti Kartini dengan lilinnya yang menyala, kita mau menjadi manusia yang bermanfaat. Mulanya dari mau, artinya datang dari dalam hati bahwa kita pasti bisa mewujudkannya,” kata Lily.
Kata “Mau”, bagi Lily, adalah kunci dalam mengabdi dan bekerja. “Artinya itu dari lubuk hati terdalam, kalau ‘sekedar harus’ akan jadi seadanya dan terpaksa. Kartini mengatakan ‘mau’ karena dengan keinginan itu pasti bisa menjawab segala tantangan.” tambah Lily.
Senada, SVP Corporate Secretary MIND ID Ratih Amri memaknai kata ‘mau’ dengan bermimpi tanpa batas, dengan semangat serta keinginan yang tinggi dan bekerja sepenuh hati.
“Pesan ini kelihatannya sederhana, tapi interpretasinya sangat dalam. Sebab kata ‘mau’ itu mencerminkan antusiasme kita untuk melompat lebih tinggi, bermimpi tanpa batas dan mencapai apa yang kita cita-citakan,” jelasnya.
Sementara itu, pengalaman unik dan menantang disampaikan oleh para praktisi dan geologist yang telah berkarya bertahun-tahun dalam pemanfaatan sumber daya alam Grup MIND ID.
Sari Agustini, Geolog yang telah bergabung dengan PT ANTAM Tbk (ANTAM) sejak 1998, menceritakan salah satu momen tak terlupakan saat pertama kali bertugas. “Awal kerja langsung ditaruh di lapangan dan survey ke pegunungan selatan di daerah Pekalongan, Jawa Tengah, saat itu sempat bertemu macan. Saat itu sih dianggap lucu, tapi beberapa hari kemudian ada berita tentang korban yang diterkam macan tersebut, jadinya nggak lucu lagi,” ujarnya, Jumat (22/4/2021).
Sebagai geologist, menurut Sari bertugas ke lapangan dan melihat bebatuan sangat diperlukan untuk mengasah kemampuannya. Namun, seiring waktu dan kewajibannya yang bertambah, Perusahaan memberi kesempatan Sari untuk mempelajari hal baru dan menjalankan tugas lain yang lebih menantang.
“Kesempatan ke lapangan berkurang, tapi ada tantangan lain saat diminta untuk mengembangkan laboratorium, dan Alhamdulillah berhasil.” kata Sari.
Cerita penuh inspirasi juga dituturkan oleh Agustina Ratnaningrum yang saat ini bekerja sebagai Underground Geotech Superintendant for Geoengineering Integrated Monitoring di PT Freeport Indonesia (PTFI).
Agustina merupakan salah satu sosok penting dalam pengembangan tambang bawah tanah PTFI. Dengan keahliannya dan profesionalismenya, Agustina sempat mengikuti program rotasi dan bekerja langsung di kantor pusat Freeport McMoran di Phoenix, Arizona, Amerika Serikat.
“Saya merupakan karyawan perempuan pertama yang dapat kesempatan untuk bekerja di sana. Saat itu kami studi karakterisasi massa batuan untuk tambang di masa depan, khususnya tambang bawah tanah. Ini merupakan karakter vital pertambangan dan juga ground support yang akan dihadapi oleh PTFI nantinya,” jelasnya.
Pengalaman bekerja di Amerika membuka mata Agustina khususnya perbedaan gender. “Disana karyawan dinilai dari profesionalisme dan etos kerja, bagaimana performance bisa kita capai dengan komunikasi yang tepat,” lanjut Agustina.
Selain kisah geologist ANTAM dan PTFI, cerita Dyna Dwi Ratna Sari yang kini menjabat sebagai Kepala Bidang Perencanaan dan Evaluasi Eksplorasi PT Timah Tbk (TIMAH) juga menarik.
Dyna menceritakan pengalaman saat bekerja di divisi eksplorasi TIMAH sebagai geologist junior tahun 2008. “Saat itu dibagi dua, eksplorasi darat dan laut. Saya bergabung di eksplorasi laut untuk melakukan penambangan timah dan mineral ikutannya dengan berada di kapal bor selama berminggu-minggu,” ceritanya.
Menurut Dyna, durasi setiap trip eksplorasi minimal 10 hari dan maksimal 25 hari dengan mayoritas pekerja di dalam kapal adalah laki-laki. “Tapi bukan gender atau pekerjaan yang saya takutkan, melainkan cuaca buruk karena saya tidak bisa berenang,” ungkapnya sembari tertawa.
Bagi Dyna penempatan pekerjaan maupun rekan kerja tidak menjadi pertimbangan khusus. Baik laki-laki maupun perempuan, faktor yang paling esensial adalah saling mendukung. “Kata ‘mau’ yang disampaikan Kartini menjadi kunci, saat kita mengatakan ‘mau’ artinya bisa melawan rasa takut untuk menerima tantangan yang ada.” tutupnya.***