Bangka, Swakarya.Com. Nelayan Sungailiat terus menjerit lantaran kesulitan untuk keluar melaut.
Hal tersebut disebabkan muara air kantung Sungailiat yang dijadikan tempat sandar kapal dan melakukan aktifitas bongkar muatan mengalami pendangkalan dan abrasi yang hebat.
Seperti halnya yang diutarakan oleh salah satu nelayan Sungailiat, Syarifudin pada Selasa (30/01/2024) kepada awak media Swakarya.Com.
Dikatakan dia, sudah seminggu terakhir ia bersama ratusan nelayan lainnya tidak bisa melaut lantaran perahu yang mereka tambatkan di muara air kantung tidak bisa keluar untuk melaut akibat alur muara mengalami pendangkalan.
“Sudah seminggu ini kami dak melaut sama sekali. Kayak mane kami nek melaut, muara dangkal, perahu dak pacak keluar, dan ini sangat merugikan kami,” katanya.
Atas pendangkalan yang terjadi, pria yang mengaku sudah 20 tahun menggantungkan hidupnya dengan melaut ini merasakan imbas atas pendangkalan tersebut, yakni kehilangan sumber mata pencaharian.
“Yang pastinya tidak ada pemasukan. Anak istri harus makan, biaya sekolah harus dibayar. Kalau kami ngak melaut, bagaimana kami memenuhi kebutuhan hidup kami,” katanya.
Bahkan kata dia, sejak dua tahun belakang ini, ia terpaksa melakukan bongkar muat di pelabuhan Pangkal Balam, lantaran kondisi alur muara air kantung tidak bisa dilalui akibat pendangkalan.
Oleh sebab itu, ia bersama ratusan nelayan lainnya berharap kepada pemangku jabatan yang ada di daerah ini membantu permasalahan yang saat ini dihadapi nelayan setempat.
“Wahai para pemimpin daerah ini, tolonglah dengarkan keluhan kami ini. Kami ini rakyat kecil. Kepada siapa lagi kami mengadu kalau bukan kepada kalian yang memiliki kebijakan. Lihat kondisi kami, dengar jeritan hati kami,” katanya.
Hal senada juga dikatakan Maskub Hariyanto nelayan Sungailiat lainnya. Dikatakan dia, saat ini para nelayan Sungailiat sedang mengalami kesulitan ekonomi.
Hal tersebut disebabkan, sejak seminggu terakhir, para nelayan terpaksa memarkirkan perahunya di muara air kantung akibat pendangkalan.
“Lah seminggu ni kami dak de pemasukan. Nek turun (melaut –red) dak pacak, muara dangkal. Kalo kondisi a terus seperti ini, nek makan ape keluarga kami. Sementara untuk menutupi kebutuhan sekarang ni, kami berutang,” katanya.
Ia juga menambahkan, selain pendangkalan, alur muara juga mengalami abrasi yang cukup hebat, akibat terjangan air laut saat sedang pasang.
Bahkan kata dia, akibat pendangkalan ini, banyak perahu nelayan yang pecah saat hendak memasuki alur muara usai melaut.
“Kalo jumlah a dak terhitung agik, dan ini membuat kami rugi. Terus pas kami nekat keluar, ada yang bilang, lah tau kondisi kayak gitu tapi masih mau keluar. Tapi kalau mereka mau menjamin kehidupan kami, kami dk bakal turun, tapi ini tidak ada yang menjamin kehidupan kami,”katanya.
Sebagai masyarakat, ia bersama nelayan lainnya merasa pemangku jabatan yang ada di daerah ini kurang memperhatikan setiap aspirasi yang disuarakan dan terkesan mengacuhkan permasalahan yang terjadi di muara air kantung Sungailiat.
“Pendangkalan ini bukan hal yang baru. Jadi, tolonglah kami ini. Kalian yang punya kewenangan (pemerintah, red), bantulah kami ini. Kami ni bukan orang asing, kami ni rakyat ikak. Kek siape agik kami ngadu, terserah ikak nek bawa siape, yang kami tau, pas nek ngelaut pacak keluar, pulang ngelaut pacak masuk,” katanya.
Karena menurut dia, jika dalam waktu dekat pemerintah tak juga membantu mensiasati permasalahan atas pendangkalan alur muara, dipastikan ratusan nelayan Sungailiat yang menggantungkan hidupnya dengan melaut akan kehilangan mata pencaharian.
Penulis : Lio