Tampil dengan Tarian Tuhu, UKM Stipalas STISIPOL Pahlawan 12 Sungailiat Juarai Lomba Tari Kreasi Fisip Expo 2020

Bangka, Swakarya.Com. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) Stipalas Sekolah Tinggi Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Pahlawan 12 Sungailiat Bangka meraih juara satu pada Lomba Tari Kreasi Fisip Expo 2020.

Mereka membawakan tarian Tuhu dengan menampilkan dua orang penari, yaitu Muhammad Rizki dan Rio Saputra, yang menceritakan kisah Suku Lom, Kamis, 22 Oktober 2020.

Salah satu penari Tuhu, Muhammad Rizki mengatakan, konsep tarian ini menganggkat kisah Suku Lom yang memiliki keberagaman dalam kepercayaan yang disebut dengan segentar.

Baca Juga: https://swakarya.com/maba-stisipol-pahlawan-12-bangka-salurkan-sembako-pada-masyarakat-dusun-mengkubung/

“Segentar sendiri terdiri dari segentar langit, segentar embun, segentar bumi, dan segentar alam. Saya sangat tertarik dengan sikap mereka,” ujarnya kepada redaksi Swakarya.com, Jumat, 23 Oktober 2020.

Menurut pandangannya, Suku Lom merupakan suku asli Bangka yang memiliki sikap toleransi, saling menghargai, dan menjaga satu sama lain.

“Suku Lom menganut kepercayaan animisme dan sangat menjunjung tinggi hukum adat, mereka yakin bahwa setiap bagian dari bumi memiliki roh yang harus disembah. Tuhu yang berarti sangat taat merupakan bentuk dari toleransi dan saling menghargai,” ungkapnya.

Baca Juga: https://swakarya.com/stisipol-pahlawan-12-paparkan-indeks-pembangunan-manusia-di-kabupaten-bangka/

Muhammad Rizki juga menambahkan, ada beberapa unsur dan konsep dari tarian Tuhu yaitu gerak, kostum, lighting, dan yang lainnya.

Dari gerak sendiri, ia bersama dengan temannya menggunakan pijakan gerak tari kedidi dan dambus.

Selain itu, dia juga menggunakan beberapa simbol gerak yang mencerminkan kehidupan orang suku yang sesungguhnya, seperti membentangkan tangan selebar lebarnya, memberikan gerakan-gerakan yang dominan seperti meloncat, guling, dan gerakan lainnya yang memang mengandung unsur identitas suku pada umumnya.

Baca Juga: https://swakarya.com/stisipol-raih-bantuan-kementerian-bina-masyarakat/

“Untuk kostum, saya terinspirasi dari alam sekitar, dimana pada orang-orang suku terdahulu belum mengenal pakaian seperti sekarang ini. Tetapi saya mencoba membuat kostum yang sedemikian rupa mirip, untuk lighting sendiri, saya menggunakan warna merah, putih, dan suasana redup,” jelasnya.

Muhammad Rizki memberikan pesan kepada generasi muda untuk terus menggali potensi diri, yakin dan percaya bahwa setiap manusia diberikan kemampuan dan kelebihan yang luar biasa terkhususnya dalam dunia seni.

Baca Juga: https://swakarya.com/kampus-stisipol-pahlawan-12-akan-terapkan-kampus-merdeka/

“Kita sebagai generasi muda patut bangga terhadap budaya yang kita miliki. Tugas kita sekarang ini mempelajari, mempertahankan, dan mengenalkan budaya yang kita miliki, jangan merasa malu dengan budaya kita,” imbuhnya.

“Apakah budaya tradisi akan kalah dengan modern? Belum tentu!, untuk itu, mari kita bersama-sama mengenal, menjaga, dan melestarikan budaya tradisional, yang sesuai dengan potensi yang kita miliki,” pungkasnya.***

Editor: Fakih

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait