Mahasiswa KKN UBB Kunjungi Sanggar Seni Budaya Negeri Melayu Selat Nasik

Belitung, Swakarya.Com. Rombongan Mahasiswa UBB yang sedang melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik di Desa Selat Nasik, melakukan kunjungan ke Sanggar Seni Budaya Negeri Melayu Selat Nasik, Sabtu, 13 Agustus 2022.

Sanggar Seni Budaya Negeri Melayu menjadi pusat informasi seni budaya yang ada di Desa Wisata Selat Nasik, seperti: Keroncong Stambul Pantai, Tari Sepen, Lesung Panjang, Pencak Silat, Nutok Padi Besantok, dan Begasing.

Bahkan dalam satu kegiatan, dapat ditampilkan beberapa pergelaran seni yang berbeda secara bersamaan.

Dicontohkan, saat para pemain Keroncong Stambul Pantai memainkan musik dan bersenandung, maka para penari Sepen mulai menari dan para pemain Lesung Panjang mulai beraksi mempertunjukkan keahlian mereka masing-masing sambil mengikuti irama syahdu dari pemusik keroncong.

Begitu juga pencak silat yang dahulunya dipelajari sebagai cara untuk membela diri saat masa penjajahan, sekarang menjadi seni budaya sebagai pengingat akan perjuangan masyarakat Selat Nasik dalam melawan penjajah.

Lokasi Sanggar Budaya Negeri Melayu Selat Nasik ini terletak di samping rumah Ketua Lembaga Adat Desa Selat Nasik, Bahani.

Bahani merupakan tetua adat yang menjadi pemimpin adat ketika ada kegiatan adat, seperti penyambutan petinggi dari daerah Belitung, pembuatan lepat gede 3 meter pada acara Maras Taun, Renungan Suci mengenang jasa para penjuang Selat Nasik, pertunjukan seni kroncong stambul pantai, tari sepen, lesung panjang, dan lainnya.

Bahani menjadi tokoh masyarakat yang dipercaya warga desa Selat Nasik untuk melakukan kegiatan kepentingan adat istiadat di daerah Selat Nasik seperti pernikahan unik dan acara tahunan seperti Maras Taun dan Renungan Suci.

Adat Istiadat desa Selat Nasik hampir semuanya berkaitan dengan Bahani ini. Pada sanggar seninya terdapat alat – alat seni yang biasanya digunakan untuk acara adat di desa Selat Nasik.

Pada acara Maras Taun tahun ini, dilakukan sejumlah kegiatan adat tepatnya di Tanah Timbun, Desa Selat Nasik, Kecamatan Selat Nasik.

Menurut kisah Bahani, kegiatan Maras Taun kali ini sebagai pemecah rekor pembuatan lepat terbesar yg pernah dibuat. Lepat kali ini berukuran lebih dari 2 meter dan beratnya lebih dari 200 kilogram.

Selaku Ketua Adat Desa Selat Nasik dan pembuat lepat gede, Bahani mengatakan bahwa butuh seminggu untuk membuat lepat gede ini. Bahkan ketan yang digunakan hampir 140 kilogram.

Dengan adanya mahasiswa UBB yang KKN di desa Selat Nasik ini, Bahani berharap bahwa kesenian yang telah ditinggalkan oleh Raja dahulu yang sempat ke Selat Nasik dapat dilestarikan dan dikenal hingga keluar pulau Belitung.

“Dan menambah kesadaran masyarakat Selat Nasik sendiri agar tetap meneruskan kebudayaan adat istiadat yang menjadi ciri khas Selat Nasik,” imbuhnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait