Bangka, Swakarya.Com. Pandemi COVID-19 tidak hanya berdampak terhadap sektor kesehatan, tetapi juga berdampak terhadap sektor lainnya di antara lain sektor pendidikan.
Ketua Sekolah Tinggi Imu Sosial dan Ilmu Politik (STISIPOL) Pahlawan 12 Sungailiat Bangka Dr. Darol Arkum mengatakan, pandemi COVID-19 berdampak besar terhadap sektor pendidikan.
Merespon hal tersebut, kampus STISIPOL Pahlawan 12 Sungailiat Bangka telah melakukan berbagai langkah kebijakan pelaksanaan Tri Darma Perguruan Tinggi, yaitu pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat.
“Selama pandemi COVID-19, aktivitas Tri Darma Perguruan Tinggi di kampus STISIPOL Pahlawan 12 Sungailiat Bangka berjalan dengan lancar, walaupun kita sedang menghadapi serta merespon berbagai persoalan lainnya terkait dengan kebijakan yang di keluarkan oleh pemerintah, dalam upaya memutus mata rantai penyebaran COVID-19,” ungkap Darol Arkum kepada awak media pada 1 Juni kemarin melalui pesan rilisnya.
Di bidang pendidikan dan pengajaran STISIPOL Pahlawan 12 Sungailiat Bangka sudah melakukan transformasi aktivitas perkuliahan. Kampus STISIPOL Pahlawan 12 Sungailiat Bangka sudah mendesain bahwa perkuliahan tidak hanya dilaksanakan secara tatap muka saja, tetapi dilakukan dengan penggunaan teknologi sistem informasi kampus secara terintegrasi.
Pandemi COVID-19 ini harus dibaca sebagai momentum yang sangat tepat bagi kampus STISIPOL Pahlawan 12 Sungailiat Bangka, untuk menerapkan teknologi informasi dalam proses pelaksanaan pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
“Sejak tahun 2010 STISIPOL Pahlawan 12 Sungailiat Bangka sudah mendesain aktivitas perkuliahan dengan pemanfaatan teknologi informasi, sehingga pada saat pandemi COVID-19 ini, kita mampu beradaptasi secara cepat menerapkan pendidikan, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat melalui teknologi informasi,” tuturnya.
Mengimpelmentasikan perubahan perkuliahan tatap muka menjadi perkuliahan daring bukan tanpa tantangan, pihak kampus menghadapi permasalahan di bidang sosial ekonomi masyarakat, dan keterbatasan kemampuan mahasiswa untuk mengakses informasi karena kendala geografis, ekonomis dan infrastruktur, merupakan faktor penghambat dalam menjalani proses perkuliahan sistem tersebut.
“Ada beberapa hambatan yang kami evaluasi dalam porses implementasi perkuliahan dengan sistem daring. Beberapa hal tersebut terkait dengan kemampuan pembiayaan mahasiswa dalam menggunakan teknologi Informasi. Situasi ini kami respon, karena ada permasalahan sosial ekonomi yang dihadapi oleh masyarakat, masyarakat dihadapkan pada upaya untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, sekaligus harus mengeluarkan biaya kebutuhan mereka untuk kegiatan perkuliahan,” jelasnya.
STISIPOL Pahlawan 12 Sungailiat Bangka sudah melakukan langkah kebijakan. Pihak kampus memberikan subsidi berupa bantuan Internet secara gratis setiap bulannya kepada mahasiswa, serta keringanan angsuran pembiayaan. Ini adalah beberapa kebijakan yang di keluarkan untuk meringankan mahasiswa dalam melaksanakan proses perkuliahan, sekaligus misi sosial kemanusiaan kampus.
“Dalam menghadapi COVID-19 kami sudah mempersiapkan sejak tahun 2010, secara kelembagaan STISIPOL Pahlawan 12 Sungailiat Bangka sudah memiliki sistem informasi perkuliahan online yaitu E-Campus, bekerja sama dengan Universitas Gajah Mada (UGM). Teknologi informasi akan kami terapkan beberapa tahun ke depan sebagai alternatif media pembelajaran dengan sistem daring,” tuturnya.
“Kami akan terus melakukan berbagai langkah yang telah di lakukan, sementara ini aktivitas perkuliahan di kampus STIISPOL Pahlawan 12 Sungailiat Bangka berjalan dengan lancar, baik dari sisi input maupun output, berjalan dengan baik sesuai formula-formula yang telah di tetapkan oleh pemerintah,” pungkasnya.
Pihak kampus STISIPOL Pahlawan 12 Sungailiat Bangka mengeluarkan beberapa kebijakan, terkait upaya dalam merespon proses pembelajaran mahasiswa agar bisa berjalan dengan lancar. Kebijakan tersebut berupa skenario pembelajaran yang tidak membebani mahasiswa dengan beban tugas yang cukup tinggi.
“Sehingga dengan adanya pola seperti ini, ada ruang bagi mahasiswa untuk melaksanakan tugasnya dengan baik, berstandar dan terukur namun tidak terbebani dengan penggunaan sistem perkuliahan teknologi informasi dalam aktivitas perkuliahan,” tuturnya.
Darol Arkum juga menuturkan, memasuki era industry 4.0 perguruan tinggi harus mampu merespon kemajuan teknologi informasi, dengan menyiapkan perangkat yang teruji, canggih dan simple sehingga bisa di manfaatkan oleh seluruh Civitas Akademika.
“Peggunaan teknologi informasi harus di adopsi oleh institusi pendidikan tinggi, hanya saja desain teknologi informasi harus dikemas secara adaptif agar mengakomodasi berbagai instrument perkuliahan, pendidikan, pengajaran, penelitian dan pengabdian kepada masyarakat,” bebernya. (***)