Pangkalpinang, Swakarya.Com. Ketua IKA UBB, Andi Yusti menyayangkan aksi yang terjadi di halaman gedung rektorat UBB tadi siang (19/3) hingga menimbulkan aksi kekerasan baik dari pihak keamanan dan pihak mahasiswa itu sendiri.
Andi pun, menyatakan bahwa video dan foto yang beredar di media sosial sangat tidak layak ditonton sebab hal itu, menciderai status sebagai civitas akademika dan kampus dengan slogan “Kampus Peradaban”.
“Yang pertama kami sangat menyayangkan tontonan kekeras di dalam kampus, dari pihak keamanan dan mahasisiwa yang tidak dapat menahan diri hingga terjadi kontak fisik antar mereka, dan dalam civitas akademika tidak layak hal sepeti itu disebar luaskan,” kata Andi saat ditemui media swakarya.com dikediamannya.
Lebih lanjut, ia mengatakan tidak ada keterbukaan dari pihak rektorat hingga tidak dapat hadir dalam aksi tersebut untuk mendengarkan apresiasi dari para mahasiswa.
“Kami juga sangat menyayangkan rektor kita sendiri menutup diri, terhadap adek adek mahasisiwa dalam menyampaikan apresiasi,
Sikap seperti ini sangat kita sayangkan, mungkin ini salah satu kendala beliau tidak sehat atau keadaan tidak sehat.
Untuk itu, Andi Yusti juga berpesan dalam penyelesaian masalah ini harus duduk bersama dan tidak ada lagi kejadian hal-hal yang tidak kita inginkan.
“Hal ini harus dapat selesai dengan cara duduk bersama tanpa ada tontonan yang tidak elok dilihat yang terjadi pada siang tadi,” tuturnya.
Kronologis Kejadian Aksi Demo Di UBB
Kali ini aksi besar-besaran dilakukan Mahasiswa Universitas Bangka Belitung (UBB) yang akhirnya menuai kericuhan, hingga ada korban luka-luka dalam aksi tersebut, di depan gedung Rektorat, pada Kamis (19/03/20).
Pasalnya, aksi tersebut dilakukan sebab para hahasiswa membawa sejumlah tuntutan atas dasar ingin adanya pencabutan terhadap Peraturan Rektor Nomor 2 Tahun 2019 tentang kemahasiswaan.
Aksi berlangsung pukul 09.00 pagi dan ratusan massa aksi sudah berkumpul di depan gedung Rektorat UBB.
Dalam tradisi aksi diawali dengan orasi dari perwakilan mahasiswa baik dari pejabat kampus ataupun mahasiswa lainnya.
Sangat disayangkan, Rektor UBB tidak ada ditempat, hingga yang dapat hadir menyaksikan apresiasi para mahasiswa diwakili oleh Wakil Rektor I bidang Kemahasiswaan dan beberapa perangkat dosen yang lain.
Tak lama dari itu, Massa aksi mulai memanas dengan membakar ban sebagai bentuk protes karena aksi yang dilakukan oleh mahasiswa dinyatakan melanggar surat edaran yang telah disampaikan oleh Rektor terkait Himbauan untuk tidak melakukan aktivitas di lingkungan kampus.
“Adik-adik sekalian, aksi hari ini telah melanggar ketetapan sterilisasi yang merupakan putusan dari Kemendikbud presiden,” Ujar Nizwan selaku Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan UBB saat menyampaikan tanggapan di depan masa aksi.
Dengan api yang berkobar, di halaman gedung rektorat, maka pihak keamanan pun berupaya memadamkan api tersebut. Namun usaha itu, tidak disambut baik oleh para mahasiswa dengan menghadang pihak keamanan.
Dengan begitu, upaya itu tidak berhasil hingga membuat keadaan semakin sulit hingga terjadi lah kericuhan.
Saat diminta keterangan, Aldys selaku koordinator aksi dalam demo tersebut bahwa ada tindakan refresif dari pihak keamanan hingga membuat aksi tersebut ricuh.
“Kami dari mahasiswa berusaha menjalankan aksi secara teratur dan sesuai dengan rencana. Semua bentuk demontrasi ini sudah kami rencanakan dengan matang termasuk membakar ban. Tetapi ada oknum dari pihak keamanan kampus yang memaksa secara kasar hingga berakhir dengan saling pukul,” ujar Koordinator Aksi Mahasiswa UBB.
Pada kesempatan yang sama, Marah Muharram, mahasisiwa yang menjadi korban tindak refresif oleh pihak keamanan mengaku dirinya hanya ikutan demo dan hanya melihat situasi, tiba tiba dirinya mendapatkan kontak fisik di bagaian wajah.
“Awalnya saya cuman melihat tiba tiba ditonjok sama satpam, saya kaget donk, dan mau melawan tapi gak bisa, Bagian sebelah kiri Diatas mata, nama tidak tau tapi muka ingat,” ungkapnya dengan keadaan mata merah.
Penulis: Tahir