BNN Bangka Orientasi Skrinning Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza

Bangka, Swakarya.Com. Dinas Kesehatan Kabupaten Bangka membuka kegiatan Orientasi Skrinning Masalah Kesehatan Jiwa dan Napza di Hotel ST 12, Kelurahan Surya Timur, Bangka, Senin (13/03/203).

Sebanyak 20 orang peserta yang terdiri dari 12 Puskesmas di Kabupaten Bangka mengikuti kegiatan tersebut.

Sementara, untuk narasumber yang mengisi kegiatan tersebut berasal dari Badan Narkotika Nasional Kabupaten Bangka.

Menurut Kepala BNN Kabupaten Bangka, Peni Januarti, Indonesia saat ini dalam keadaan darurat narkoba.

Menurut dia, hal tersebut disebabkan beberapa hal, seperti kondisi geografis indonesia yang terbuka menyebabkan narkoba mudah masuk dan masuk di seluruh wilayah Indonesia.

Peredaran yang mulai menyasar kepada kaum anak anak, Demografis yang sangat besar juga menjadi pasar potensial peredaran gelap narkoba, modus operandi dan variasi jenis narkoba yang terus berkembang.

“Karena narkoba ini dikatakan sebagai mesin pembunuh massal (Silent Killer) yang merusak manusia terutama fungsi kerja otak, fisik, dan emosi,” katanya.

Selain itu, Peni juga membahas materi strategi dalam menanggulangi permasalahan narkoba yaitu dengan Soft Power Approach, Hard Power Approach, Smart Power Approach, dan Kerja Sama baik domestik, regional dan juga internasional.

“Yang harus kita ingat bahwa 3 pilihan seorang penyalahguna narkoba yaitu Rumah Sakit, Penjara, atau Kuburan,” tambahnya.

Sementara, Petugas LRKM BNN Kabupaten Bangka, Anggi Pradipto menambahkan, dengan mengikuti pembelajaran ini peserta mampu memahami dan melakukan Skrinning dengan Assist.

Karena menurut dia, skrinning assist dilakukan bertujuan untuk mengidentifikasi ada dan tidaknya masalah penyalahgunaan narkoba.

Selain itu, dengan adanya skrinning ini dapat memberikan kesempatan bagi penyalahguna mendapatkan edukasi dan penanganan awal, mengurangi perilaku risiko tinggi pada orang yang narkoba dan mengalami ketergantungan.

“Seperti peminum alkohol dan perokok, kemudian memberikan peringatan terhadap penyalahguna bahwa mereka sedang dalam risiko tinggi yang berhubungan dengan penggunaan zat,” katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait