STISIPOL Pahlawan 12 Gelar Diskusi Onlin Di Tengah Pandemi Covid-19 Bersama “The Smeru Research Institute”

Sungailiat, Swakarya.Com. STISIPOL Pahlawan 12 bekerja sama dengan BAPPEDA Kabupaten Bangka menyelenggarakan Diskusi Online membahas tentang “Strategi Jitu Kebijakan Sosial Ekonomi di tengah pandemi Covid-19 di Indonesia” bersama The Smeru Research Institute Jakarta yang dihadiri oleh berbagai macam kalangan baik  dari dalam maupun diluar Bangka Belitung pada, Selasa, 14 April 2020

Diskusi ini menghadirkan narasumber dari Smeru, Luhur Bima, yang merupakan peneliti senior dalam bidang ini serta dimoderatori oleh dosen Stisipol Pahlawan 12, Widya Handini.

Luhur Bima menjelaskan bahwa virus corona menyerang berbagai kalangan, baik itu kalangan atas, menengah kebawah, ataupun kalangan bawah. Dalam konteks ini, pemerintah membuat beberapa kebijakan termasuk kebijakan untuk membantu masyarakat yang terkena dampak ekonomi dari virus covid-19 dengan menyelenggarakan berbagai program bantuan sosial.

Pendistribusian bantuan dari program ini berdasarkan DTKS (Data Terpadu Kesejahteraan Sosial). Namun ada kendala yang dihadapi terkait kalangan masyarakat penerima bantuan.

“Pemerintah membuat beberapa program untuk membantu masyarakat seperti Program Keluarga Harapan, Pemberian Sembako, Kartu Prakerja, Subsidi PLN, dan bantuan lainnya. Orang yang menerima bantuan ini telah terdata di DTKS. Permasalahan sekarang ini adalah masyarakat yang berada dalam kalangan menengah kebawah (rentan dan termajinalkan),” tuturnya

“Masyarakat ini tidak masuk dalam kategori miskin, tetapi menerima dampak yang signifikan apabila terjadi goncangan ekonomi. Masalahnya adalah  kelompok ini tidak masuk dalam data DTKS, sehingga tidak mendapat bantuan dari program yang dicanangkan pemerintah padahal mereka sangat memerlukan bantuan tersebut,” tambah Luhur.

Lebih lanjut, Luhur juga mengatakan ada beberapa cara yang dapat dilakukan agar permasalahan ini dapat teratasi, yaitu dengan pembaruan data DTKS (mempermudah akses pendaftaran untuk masyarakat yang memenuhi kriteria), intervensi pemerintah daerah, dan mempercepat birokrasi yang ada (proses verifikasi data ini berjenjang dari pemerintah daerah ke pusat, dan memakan waktu).

“Selain itu, ada beberapa usaha tambahan yang dapat dilakukan agar bisa menjangkau kelompok termajinalkan seperti melakukan sosialiasi informasi program bantuan menggunakan teknologi  seperti SMS (yang bekerja sama dengan pihak telekomunikasi) ataupun media sosial. Edukasi aparat sampai ke tingkat paling bawah juga menjadi poin penting termasuk inisiatif masyarakat sendiri untuk menyebarkan informasi ini. Pemerintah juga perlu menyediakan macam-macam mekanisme untuk penyaluran bantuan sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat serta tetap memperhatikan aturan penyaluran bantuan dalam kondisi wabah seperti social distancing & physycal distancing,” ungkapnya

Kepala Bappeda Kabupaten Bangka, Pan Budi Marwoto, mengatakan bahwa informasi yang disampaikan peneliti dari Smeru bermanfaat bagi semu kalangan.

“Sangat bermanfaat untuk kita semua baik itu untuk pihak pemerintah (sharing kebijakan) juga untuk peserta lain yang berpartisipasi yaitu dosen, mahasiswa, serta perwakilan masyarakat,” (Rls)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait