Pangkalpinang, Swakarya.Com. Dalam menunjang produksi biji timah, PT Timah Tbk memulai groundbreaking pembangunan smelter timah senilai US$80 juta.
Informasi yang dihimpun, bahwa smelter ini akan dibangun dalam waktu 19 bulan sehingga 2021 nanti ditargetkan sudah bisa beroperasi.
Abdullah Umar selaku Seketaris Perusahaan PT Timah Tbk, ia mengatakan, smelter yang dibangun akan menggunakan teknologi ausmelt. Teknologi tersebut merupakan teknologi terbaru dalam pemurnian dan pengolahan timah. Maka dari pada itu, penggunaan teknologi terbaru dipilih sebagai upaya perseroan untuk mengolah cadangan tambang perusahaan di masa mendatang.
Abdullah pun mengatakan, biaya pembangunan smelter berasal dari fasilitas export credit agency (ECA) dari Finnvera dan Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).
“Hari ini kita laksanakan groundbreaking pengerjaan proyek EPCC TSL Furnace Ausmelt 40.000 dalam hal ini kita bersinergi dengan Wika untuk pembangunan,” ujarnya melalui siaran pers, Kamis (30/1/2020) kemarin yang dilansir dari Bisnis.Com.
Lebih lanjut, ia membeberkan bahwa Smelter yang dibangun perusahaan bersandi pada saham TINS itu memiliki produksi 40.000 ton dan Smelter dibangun oleh kontraktor PT Wijaya Karya (Persero) Tbk di atas lahan seluas 2,1 hektare.
Sementara itu, Direktur Operasi dan Produksi Timah Alwin Albar memberikan keterangan bahwa smelter yang dibangun perseroan merupakan salah satu proyek strategis MIND ID, BUMN holding pertambangan.
“Dalam pelaksanaannya ini, kami sangat menekankan sekali soal safety dan kami percaya Wika dengan kerjasama kita semua dapat menyelesaikan ini,” ungkap Alwin Albar.
Selain itu, Direktur Operasional Wijaya Karya Bambang Pramujo juga memberikan komentar bahwa pembangunan smelter milik PT Timah cukup menantang sebab harus menyelesaikan pembangunan itu dalam kurun waktu selama 19 bulan dengan standar kualitas yang mumpuni dan mengikuti standar keamanan.
“Ini bukan waktu yang lama. Tapi kami yakin dengan kerjasama semua pihak ini dapat diselesaikan,” tuturnya.
Editor : Tahir