Sijuk, Swakarya.Com. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Parekraf) Sandiaga Uno bersama Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel) Erzaldi Rosman dan Wakil Gubernur Abdul Fatah disambut dengan ritual adat pantun Dilawang hingga Tarian Sambut, yang merupakan kesenian asal Desa Keciput saat menghadiri acara Sosialisasi Regional Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) Indonesia Bangkit 2022 yang dilaksanakan di Pendopo Tanjung Kelayang, Desa Wisata Keciput, Kabupaten Belitung, Jumat (26/02/2022).
Dikatakan Menteri Sandi bahwa demi mewujudkan desa wisata berdaya saing global dan berkelanjutan untuk Indonesia bangkit, maka ia mengajak seluruh desa di Babel untuk mengikuti ajang Anugerah Desa Wisata Indonesia (ADWI) 2022. Pendaftaran desa wisata ini melalui website jadesta.kemenparekraf.go.id yang sudah dimulai sejak 19 Februari hingga berakhir pada 31 Maret 2022.
Oleh karena itu, Menteri Sandi menitipkan kepada Gubernur Erzaldi agar sebanyak 68 desa wisata se-Babel untuk berpartisipasi menjadi desa wisata terbaik. Sedangkan secara khusus ia berpesan kepada Bupati Belitung agar ditargetkan setidaknya Desa Wisata Keciput dan Desa Wisata Terong yang sudah dikenal secara nasional, bisa merajai beberapa kategori yang dilombakan.
“Tolong saling berkontribusi, berkolaborasi. Karena tahun lalu saya sudah kecolongan Babel tidak masuk dalam 50 besar desa wisata terbaik. Padahal saya sudah bolak balik ke Belitung dan tidak ada yang tembus, paling tidak tahun ini ada yang lolos di Babel,” tegasnya sembari memotivasi agar desa-desa wisata di Babel mendaftarkan diri mengikuti ajang ADWI 2022.
Menteri Sandi pada kesempatan tersebut juga menyapa 18 perwakilan desa wisata yang hadir dalam sosialisasi ini, yang juga merupakan desa yang masuk dalam jaring desa wisata.
“Ini terbanyak, desa wisata yang hadir ini kami berharap tembus menjadi desa-desa wisata terbaik di Indonesia, semangat semuanya,” ungkapnya dengan semangat.
Selain itu, Menteri Sandi juga mengatakan sangat bahagia bisa hadir di Pantai Tanjung Kelayang, yang merupakan destinasi kedua untuk diadakan sosialisasi ajang penganugerahan desa wisata terbaik untuk Indonesia bangkit. Dirinya mengapresiasi karena ADWI ini sudah berjalan tahun kedua dan mendapat banyak respon positif dari masyarakat Indonesia.
“Tahun lalu, 831 desa wisata berpartisipasi dan tahun ini targetnya 3000 desa wisata,” ungkapnya memotivasi.
Setidaknya, ada 7 kategori dalam penilaian ADWI tahun 2022, diantaranya daya tarik pengunjung seperti pantai atau wisata bahari, homestay, suvenir, digital dan creative, toilet umum, Cleanliness, Health, Safety, Environment Sustainability (CHSE), dan kategori terbaru kali ini adalah kelembagaan desa.
“Desa ini pernah mendapatkan juara nasional pada tahun 2018 dan sebenarnya, saya sudah pernah ke homestay di sini. Oleh sebab itu, pengelola homestay jangan pernah berkecil hati. Kali ini saya tidak kesana karena saya sudah pernah kesana,” guraunya karena mendengar kabar bahwa para pengelola sangat berharap Menteri Sandi bersedia mengunjungi homestay-homstay ini.
Sementara itu, dijelaskan oleh Bupati Belitung Sahani Saleh bahwa Kabupaten Belitung memiliki 42 Desa yang semuanya telah dijadikan ‘one village one tourism’ dengan target belasan desa wisata masuk dalam ajang ADWI.
Terharu dan merasa terhormat mendapat kunjungan Menteri Sandi yang akrab dipanggil Mas Menteri itu, Kepala Desa Keciput Pratiwi Perucha atau Ocha menyambut kedatangan Menteri Parekraf RI bersama Ringgo (Firmansyah), pengelola desa wisata Keciput dan mereka mempresentasikan kesiapan mereka mengikuti ajang ADWI.
“Semoga pada tahun 2022 ini kami bisa masuk 50 besar desa wisata terbaik di Indonesia, amin,” harapnya.
Setidaknya 7 kriteria penilaian potensi desa wisata dimiliki Desa Keciput yang cukup aktif bergerak walau di masa pandemi. Dijelaskan oleh Ringgo, beberapa diantaranya memang sempat terhenti karena pandemi, tetapi mereka mengusahakan berbagai solusi untuk kembali aktif dan mendapat dukungan penuh dari Kades muda yang terpilih memimpin Desa Keciput diusia 25 Tahun.
Sebagian tempat wisata di Desa Keciput, dijelaskan lebih lanjut, bahwa sudah menerapkan penerapan protokol kesehatan yang berbasis pada CHSE.
“Kami juga memiliki tim desa lebah yang berfungsi untuk pengelolaan sampah yang mempekerjakan para pemuda. Kami memberdayakan juga pokdarwis dan ibu-ibu PKK,” tutupnya.***