Pangkalpinang, Swakarya.Com. Dalam mencapai target 50 juta masyarakat Indonesia untuk mendapatkan Literasi di bidang Digital hingga 2024 oleh Presiden Jokowi, Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung. KECAKAPAN DIGITAL, KEAMANAN DIGITAL, ETIKA DIGITAL dan BUDAYA DIGITAL merupakan 4 (empat) pilar yang diberikan dalam kegiatan webinar Literasi Digital 2021.
Gubernur Provinsi Bangka Belitung yaitu, Dr. H. Erzaldi Rosman Djohan, S.E.,M.M., menjadi keynote speaker dalam webinar dengan tema besar MELAWAN UJARAN KEBENCIAN DI DUNIA MAYA, yang dipaparkan oleh para nara sumber Nasional dan Lokal yang mempunyai kompetensi di bidangnya serta seorang Key Opinion Leader yang memberikan sharing session di akhir webinar.
“Tidak dapat dipungkiri bahwa masih banyak konten yang berisi ujaran kebencian baik dalam berkomentar, membuat pernyataan di media sosial (youtube, facebook dan sebagainya) maupun status di akun pribadi,” paparnya pada Kamis, 21 Oktober 2021.
Sementara itu, Enggal Nurisman, St.,MT.,IPM Dosen Tetap Teknik Kimia Unsri menjelaskan berbagai potensi ancaman yang ad di dunia digital, antara lain ancaman financial, privasi dan sosial (cyberbulliying).
“Selain ancaman, kejahatan siber meningkat saat pandemi covid 19 dimana hoax meningkat dari 57 kasus (2019) menjadi 106 kasus (2020), kejahatan yang berkembang selama pandemi antara lain phising email, malicious domain, impersonating official website, fake campaign, yang sedang marak saat ini adalah pinjol ilegal dan sebagainya,” katanya.
Sedangkan, Esdras Bangun, SH Kabid Guru Dinas Pendidikan Bangka Tengah memaparkan peran orang tua dalam menjaga keamanan internet untuk anak anak.
Esdra menerangkan bahwa pengenalan internet sebaiknya berdasarkan cluster usia anak, 2 – 6 tahun, 7 -12 tahun, 13 – 15 tahun dan 16 – 18 tahun dimana tahapan pemahamannya berbeda beda.
“Kita juga harus mengenali perilaku anak saat berinternet serta kita harus paham dengan aplikasi pengamanan ponsel (UC Browser, Netnanny dan mobilemediagard),” ujarnya.
Selain itu, Casa Sultan, S.Sos Founder Bukalapak Digital mengajak untuk mengenal aplikasi percakapan dan fitur fiturnya. Banyak macam aplikasi percakapan seperti whatapps, zoom, dan media sosial lainnya.
“Tapi perlu diingat banyak kelebihan dan kekurangan dari masing masing aplikasi. Internet ibarat pisau bermata dua yang bisa positif (alat komunikasi, hiburan, memudahkan pekerjaan dan dapat di akses dimana saja) dan negatif (penyebaran hoax, penipuan, peretasan),” tuturnya.
Dra Kunlistiani Kepala SMAN 3 Pangkal Pinang membahas tentang literasi digital bagi pendidik dan anak didik di era digital dimana emosi peserta didik masih belum stabil, cenderung menerima informasi secara utuh tanpa mengetahui benar tidaknya informasi tersebut.
“Peran guru antara lain memutuskan jenis alat digital yang sesuai, metode pembelajaran, mengarahkan juga membimbing dan sebagainya. Sebelum pandemi kurangnya SDM pendidik yang paham digitalisasi pembelajaran, saat pandemi mereka dipaksa untuk beradaptasi dengan teknologi digital dan hal ini memotivasi mereka untuk belajar TIK,” tutupnya.
Webinar di akhiri dengan sharing session oleh Adhit Gitaris Element Band yang menjadi Key Opinion Leader dimana Adhit menyatakan bahwa Kita jangan menjadi seorang provokator yang membuat perpecahan dengan menyebarkan kebencian. Jadilah netizen yang bijak maka akan menjadikan Indonesia memiliki internet sehat.***