Pulau Belitung Dalam Industri Musik Indonesia

Jakarta, swakarya.Com. Industri musik Indonesia kini mulai melirik potensi-potensi daerah, tak terkecuali Pulau Belitung. Bagi Wakil Gubernur Bangka Belitung (Babel) Abdul Fatah, Belitung telah mulai dikenal dunia tak hanya melalui UNESCO Global Geopark Belitong, namun sejak lama, baik Pulau Bangka dan Belitung telah dikenal dunia karena kepulauan ini indah, eksotik dan sangat menarik.

“Termasuk salah satunya seorang novelis asal Pulau Belitung, Andrea Hirata, dan hari ini oleh anak muda Tasha Bouslama melalui single lagunya yang berjudul Ku Ingin,” ungkap Wagub Abdul Fatah yang hadir bersama sang istri, Laksmi Dharmayanti dalam peluncuran single Tasha Bouslama dan bertepatan dengan International Women’s Day yang dilaksanakan di Bidakara Hotel Jakarta, Selasa (08/03/2022).

Dalam single Tasha Bouslama yang digarap oleh Dumeca Record dan Dumeca Pictures, serta bekerjasama dengan Pemprov Babel itu menampilkan video klip yang mengeksplor keindahan Pulau Belitung dan langsung dibintangi oleh sang penyanyi.

Wagub Abdul Fatah mengapresiasi Tasha dan Manajemen Dumeca Record yang memasukkan beberapa Geosite Pulau Belitong dalam rangkaian video klip Tasha, diantaranya Geosite Open Pit Nam Salu Belitung Timur, Geosite Bukit Peramun, Geosite Juru Seberang, Tanjung Kelayang Belitung dan beberapa lokasi lainnya di Pulau Belitung.

“Menjadi hal paling menunjang. Dengan ini, kita bersama bisa mengenalkan Belitung lebih mendunia lagi,” ungkapnya.

Terlihat dalam video klip yang ditampilkan dalam rangkaian launching ini, Tasha tampak menggunakan beberapa produk kerajinan khas Babel, seperti Kain Cual dan Batik Belitong. Tasha yang biasa menyanyikan lagu-lagu ballad cukup enerjik menyanyikan lagu beat cepat karya komposer ternama Krisna Balagita.

Dalam kesempatan itu, Wagub Abdul Fatah juga menyampaikan bahwa Pulau Belitung nyatanya diakui pula oleh dunia, dan mendapat kepercayaan sebagai tuan rumah pelaksanaan pertemuan tingkat menteri KTT G20.

Bersama Gekrafs (Gerakan Ekonomi Kreatif), Dumeca Record juga akan bekerjasama lebih lanjut. Dumeca akan menggarap theme song dalam menyambut G20 di Belitung, tentunya beserta Kabupaten Belitung dan Belitung Timur.

“Mari kita gemerlapkan Pulau Belitung ini kepada khalayak dunia, khususnya dalam G20 pada 7 hingga 9 September 2022. Bersama Ferry, juga akan dikemas bagaimana seni budaya Belitung, warisan dunia yang ada di Belitung untuk dikenalkan,” ungkapnya memberi semangat.

Sementara Ferry Ardiansyah mengatakan memilih Belitung sebagai lokasi video klip dikarenakan beranjak dari keresahannya selama 2 tahun pandemi Covid-19, sehingga dirinya terus berkreasi bagaimana langkah untuk membangkitkan kembali ekonomi. Salah satunya potensi pariwisata belitung melalui ekonomi kreatif.

“Belitung sangat luar biasa, karena merupakan satu-satunya kepulauan di Indonesia yang diakui UNESCO sebagai pulau yang memiliki banyak geosite,” ungkapnya.

Dibenarkan Togu Pardede, selaku Komite Geopark Nasional Indonesia tentang potensi Belitung, termasuk Open Pit Nam Salu dalam video klip ini yang merupakan geosite yang berumur 350 tahun, sehingga dianggap UNESCO sebagai warisan dunia karena beberapa unsur.

“Belitong ini memiliki 21 geosite yang luar bisa, dan Open Pit Nam Salu ini sejak lama sudah kerap mendapat kunjungan tamu dari luar negeri,” ungkapnya.

“Ini merupakan transisi ekonomi eksploitasi menjadi ekonomi hijau,” tambahnya.

Karya Dumeca record sebenarnya bukan hanya video klip Tasha di Pulau Belitung saja, tetapi juga di Pulau Bangka sebelumnya telah memproduksi satu video klip dari single Umaru Takaeda dan telah rilis bulan lalu.

Seremonial peluncuran single ini bertepatan dengan hari jadi Dumeca Record yang pertama, sekaligus menyambut Hari Musik Nasional yang jatuh pada 09 Maret 2022. Acara dilakukan dengan prosesi potong tumpeng oleh Ferry Ardiansyah dan semua artis dibawah Managemen Dumeca Record.

“Seru dan pengalaman baru karena tipe lagu kali ini berbeda. Dalam pengerjaan video klip aku ke Belitung dan tempatnya luar biasa. You get the eksplore more,” ungkap Tasha Bouslama yang mengaku hanya mempersiapkan singlenya selama 2 sampai 3 bulan hingga rilis.

Selain Wagub Abdul Fatah, tampak hadir Ketua Umum DPP Gekraf, Wakil ketua DPP Gekraf, Komite Geopark Nasional Indonesia, Kawendra, Laja Lapian, dan beberapa tamu undangan dari luar negeri.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait