Pangkalpinang, Swakarya.Com. Penjabat (Pj) Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Ridwan Djamaluddin menyambut kedatangan Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI) Indroyono Soesilo, yang juga merupakan Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman di Gedung VIP Bandar Udara Depati Amir, Pangkapinang, Rabu (1/6/22).
Setibanya di Bandar Udara Depati Amir, Ketua Umum APHI bersama rombongan beristirahat sejenak di ruang tunggu utama sebelum melanjutkan agendanya. Pj Gubernur membuka obrolan ringan dengan mengajak APHI untuk turut berpartisipasi dalam reklamasi lahan pasca tambang.
“Concern saya, ingin menghijaukan kembali lahan bekas tambang. Untuk itu, saya ingin meminta masukan dari APHI jenis tanaman apa yang cocok ditanam di lokasi-lokasi tersebut,” ujarnya.
Termasuk keterlibatan masyarakat didalamnya dalam penghijauan lahan bekas tambang tersebut, karena selain menjaga keterlibatan dalam menjaga kelestarian lingkungan, juga dalam pengembangan bioenergi berbasis hutan energi.
Berdasarkan informasi yang diterima, kunjungan Ketua Umum APHI dalam rangka beraudiensi dengan APHI Babel diselenggarakan di Ruang Mahligai, Rumah Jabatan Gubernur. Setelah itu, esok harinya akan melakukan peninjauan lapangan Hutan Tanaman Energi berbasis biomassa yang berlokasi di Sungailiat, Kabupaten Bangka.
“Tujuan kedatangan beliau dalam rangka bersilaturahmi dan berkonsolidasi untuk mendorong pembangunan hutan energi sebagai sumber bahan baku bioenergi,” ujar Ketua APHI Komisariat Wilayah Babel, Iskandar Toni yang turut hadir dalam penjemputan.
Maka dalam pertemuan itu nantinya, pihaknya mendorong Pemprov Babel untuk mengoptimalkan sumber daya kehutanan melalui Hutan Tanaman Energi (HTE), yang dapat memberikan sumbangsihnya untuk meningkatkan penggunaan energi biomassa di tanah air.
Hal itu bertujuan agar hutan dapat dijadikan sumber energi baru dan terbarukan di masa mendatang.
Dalam penjemputan itu, Pj Gubernur turut didampingi oleh Kepala Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Amir Syahbana, dan Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Fery Aprianto.***