Gantung, Swakarya.Com. Di tengah rintik hujan dan padatnya agenda kegiatan, Gubernur Kepulauan Bangka Belitung (Babel), Erzaldi Rosman bersama rombongan menyempatkan diri memantau budidaya tanaman jahe gajah di Gantung, Jumat (12/03/2021). Tujuan kunjungan tidak lain untuk meninjau ketahanan pangan daerah Belitung Timur.
Bang ER, sapaan akrab orang nomor satu di Babel ini berdialog dengan Muhammad Made, petani jahe gajah. Ia memastikan bahwa jahe gajah yang dibudidayakan tersebut telah ada pasarnya, sehingga tidak mengakibatkan harga jahe menurun.
“Apakah jahe gajah ini sudah ada pasarnya? Jangan sampai setelah di kelola dalam jumlah besar tapi belum ada pasarnya,” ujarnya.
Sebagai bentuk kepeduliannya, Bang ER menanyakan apa saja kendala dalam proses budi daya komoditas jahe gajah sehingga, pemerintah dapat membantu memberikan solusi.
“Alhamdulillah tidak ada, hanya saja harapan saya agar pemerintah sekiranya dapat memajukan sektor pertanian khususnya di jalur rempah,” jawab Mohammad Made, petani jahe.
Untuk permasalahan pasar jahe gajah, petani yang tergabung ke dalam Komunitas Petani Jahe Indonesia ini menjelaskan bahwa, sampai saat ini sudah ada. Dirinya sudah melakukan kontak dengan teman-teman dari Semarang, Purwakarta, dan juga Kramat Jati. Selain itu menurutnya, jahe ini jadi lebih bermanfaat ketika pasokan dari luar tidak bisa masuk ke Babel.
Ada hal yang menggelitik Gubernur Babel melihat botol kemasan minuman 1,5 liter yang terpancang di pinggir-pinggir tanaman jahe. Ternyata itu adalah pupuk alami yang terbuat dari telur ayam dan air sisa kolam ikan yang difermentasi. Olahan pupuk yang didapat Made dari menonton youtube ini ternyata dapat menjadi nutrisi yang dapat membesarkan umbi jahe gajah.
“Tanaman jahe gajah tumbuh sehat setelah diberi nutrisi yang terbuat dari fermentasi telur ayam dan air kolam ikan selama 15-20 hari. Tanahnya pun dapat menjadi gembur,” jelas Mohammad Made.
Langkanya pupuk di pasaran, memicu ide dari petani yang telah 7 tahun membudidayakan tanaman rempah ini untuk membuat pupuk dari bahan alami yang ada disekitar. Bahan yang mudah didapat, harganya pun sangat ekonomis dan juga aman bagi lingkungan.***
Penulis : Dini
Foto : Saktio
Editor : Natasya