Zuristyo Firmadata: BUMN Sebagai Lokomotif Pemulihan Ekonomi Nasional

Pangkalpinang, Swakarya.Com. Anggota komisi IV DPR RI dapil Provinsi Kepulauan Bangka Belitung, Zuristyo Firmadata soroti peran Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam pemulihan ekonomi nasional.

“Masyarakat harus tetap perlu berpartisipasi aktif dalam pengawasan BUMN Untuk mendorong BUMN menjadi lebih profesional berdasarkan prinsip tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance/GCG). Hal ini dilakukan untuk mewujudkan tujuan daripada pendirian BUMN itu sendiri demi sebesar besar untuk kemakmuran rakyat,” paparnya dalam kegiatan sosialisasi BUMN sebagai Lokomotif Pemulihan Ekonomi Nasional di Hotel Bangka City pada Sabtu, 18 Desember 2021.

Sebelumnya, dalam laporan panitia pelaksana, Rizki Hambali membeberkan bahwa kegiatan sosialisasi kali ini berkenaan tetangga BUMN sebagai Lokomotif Pemulihan Ekonomi Nasional dan berharap peserta bisa mendengar dengan seksama agar bisa bermanfaat bagi masyarakat.

“Kami berharap kegiatan ini bisa bermanfaat bagi peserta dan kita minta juga peserta memperhatikan dengan cermat materi tentang pemulihan ekonomi saat ini dan tetap menjaga Protokol kesehatan Covid-19,” katanya.

foto: Peserta kegiatan sosialisasi BUMN sebagai Lokomotif Pemulihan Ekonomi Nasional

Kemudian, Zuristyo Firmadata pun membeberkan bahwa Kementrian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terus melakukan efisiensi dan restrukturisasi BUMN melalui pembentukan holding, merger atau akuisisi dan likuidasi untuk efisiensi dan tata kelola perusahaan yang baik. Dengan langkah penyederhanaan itu, jumlah BUMN semakin berkurang dimana sebelumnya tercatat sebanyak 142 BUMN di Indonesia pada tahun 2020, jumlah BUMN kembali menyusut ke angka 108 BUMN. Rinciannya, 16 BUMN go public, 78 BUMN non go public, dan 14 BUMN Perum.

Lebih lanjut ia mengatakan di sisi lain, saat ini lingkungan bisnis (environtment business) dunia sedang berubah. Perubahan itu didorong perkembangan teknologi informasi seperti industri 4.0, artificial intelegence yang menjadi penggerak industri. BUMN mau tidak mau harus siap menghadapi situasi yang berubah dengan kondisi ketidakpastian.

“Cara terbaik menghadapinya adalah dengan melakukan transformasi. Transformasi membawa implikasi pada tata kelola dan bisnis BUMN akan jauh lebih baik. Kehadiran Pandemic Covid-19 sejak awal tahun 2020 lalu, menjadi variable paling menentukan bagi pergeseran gerak tatanan sosial ekonomi global. Yang jadi sorotan public adalah tingkat gini ratio (ketimpangan) akibat pandemic ini. Jika melihat kondisi ekonomi global dan optimisme yang diperlihatkan oleh Pemerintah, beberapa Lembaga internasional memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 memperlihatkan angka yang positif,” paparnya.

Dikatakan juga oleh Zuristyo sebagaimana IMF memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2021 itu di angka 6,1% , World bank di angka 4,8%, ADB di angka 5,3% dan OECD di angka 4%. Ramalan ramalan beberapa Lembaga internasional ini bisa terwujud jika vaksinasi dan Upaya Pengendalian Covid-19 berjalan maksimal (Tercapainya Herd Imunity) serta Jumlah Dana PEN serta Alokasinya musti tepat.

“Dalam rilis BPS, Indonesia ditahun 2020 pada Q1: Tumbuh negatif diangka 2,97%, pada Q2 terkontraksi hingga -5,32 % , Q3 pada posisi -3,49% dan Q4 itu tumbuh diposisi – 2,19%. Pada tahun 2021 di Q1 mengalami peningkatan ke posisi -0,74% dan pada Q2 tumbuh positif ke angka 7,07% (yoy) dan Q3 di angka 3,51% (yoy),” katanya

Sementara itu, dari semua dampak akibat pandemic covid-19, pertumbuhan ekonomi cenderung memperlihatkan angka yang negative, Indikatornya adalah: pertama, Pengangguran meningkat, kedua, PDB menunjukkan angka negative, ketiga, Ketidakseimbangan antara Produksi dan Konsumsi dan terakhir Neraca dagang yang menunjukkan trend negative, dan lainnya.

“Gambaran inilah kenapa BUMN hadir untuk menjawab permasalahan tersebut sebagai ornament negara untuk mewujudkan kesejahetaraan masyarakat sebagai LOKOMOTIF PEMULIHAN EKONOMI NASIONAL,” ungkapnya.

Tak hanya itu, Zuristyo juga menceritakan kondisi nyata akibat Pandemi saat ini makin mendorong dan memacu kesadaran untuk membangun landasan ekonomi yang kuat dengan ditopang oleh usaha kecil, menengah, dan koperasi yang kuat.

Dengan begitu, Zuristyo meminta agar BUMN memainkan peran sangat strategis dan mempengaruhi perekonomian Indonesia secara makro. Kapasitas usaha BUMN sangat besar dan ini menjadi modal pemasukan dan pendapatan bagi negara.

“Pandemi Covid-19 telah memukul ekonomi masyarakat dan menggerus sektor usaha. Jika sebelumnya BUMN terlibat dalam upaya pencegahan dan penularan virus, maka setelah pandemi ini BUMN harus menjadi pilar kebangkitan ekonomi. BUMN harus kita dorong untuk ikut serta memakmurkan masyarakat melalui peran sertanya dalam pilar kemajuan ekonomi masyarakat berbasis potensi daerah. Pandemi Covid-19 harus menjadi ajang untuk bisa mengevaluasi, memperbaiki, mereformasi serta mentransformasi apa yang dilakukan ke depan dan tentu BUMN untuk Indonesia sebagai LOKOMOTIF pemulihan ekonomi nasional,” tutupnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait