Timah Resmi Diperdagangkan di BBJ, Diharapkan Mampu Tingkatkan Harga Timah Babel

Jakarta, Swakarya.com. Mencapai sekitar 23% market timah dunia merupakan peluang besar potensi timah nasional mendorong Indonesia menjadi pasar timah terbesar di dunia.

Sebab itu, komoditas timah di Indonesia resmi diperdagangkan secara fisik di Bursa Berjangka Jakarta (BBJ). Pasar fisik di BBJ tersebut mulai resmi diperdagangkan pada 21 Agustus setelah terjadi sinergi antara dua BUMN yakni PT Kliring Berjangka Indonesia (Persero) atau KBI dan PT Bhanda Ghara Reksa (Persero) atau BGR Logistic. 

Perdagangan timah murni batangan yang diperdagangkan di BBJ ini mengikuti ketentuan yang berlaku dalam perdagangan timah batangan di Indonesia.

Berdasarkan data London Metal Exchange (LME) pada Selasa ini (27/8) harga timah dunia berada dikisaran US$ 16.025/ metrik ton untuk penawaran pasar tunai, sementara untuk harga kontrak 3 bulanan ditawarkan dengan harga US$ 15.975/metrik ton. Pada Juli lalu, harga timah dunia berada di level US$ 17.700/ton.

Stephanus Paulus Lumintang selaku Direktur Utama BBJ menyambut baik sinergi BUMN ini.

“BBJ sangat menyambut baik dengan adanya Sinergi BUMN ini, yang tentunya diharapkan akan mampu meningkatkan harga timah khususnya dari Bangka Belitung,” Terang resminya, Selasa (27/8/2019) diambil di CNBC Indonesia.

Direktur Utama KBI Fajar Wibhiyadi mengatakan,dimulainya perdagangan komoditas timah di BBJ ini menjadi kesempatan besar untuk para pelaku di bisnis perdagangan timah batangan baik di Indonesia maupun internasional.

“Seperti kita ketahui, Indonesia menyumbangkan kurang lebih sekitar 23% market timah dunia. Namun demikian, perdagangan komoditas timah ini justru adanya di bursa berjangka yang ada di luar negeri,” tegasnya.

Fajar mengungkapkan, data US Geological Survey tahun 2017 menunjukkan, cadangan mineral timah Indonesia berada pada peringkat ke-2 jika dibandingkan dengan total cadangan dunia.

Sebagai catatan, PT Timah Tbk (TINS) yang bergerak dalam penambangan timah mencatat realiasi produksi logam timah pada semester I 2019 sebesar 37,7 ribu metrik ton (MT). Jumlah tersebut naik tiga kali lipat dibanding semester I 2018 yang sebesar 12,3 ribu MT.

“Apabila dilihat dari potensinya, komoditas ini sudah selayaknya diperdagangkan di Indonesia. Selain itu, daerah Bangka Belitung yang menjadi lokasi pertambangan Timah pun, tidak mendapatkan nilai tambah dari komoditas ini,” tegasnya.

Lebi lanjut, ke depan, pihaknya memprediksi Indonesia akan mengisi pasar timah dunia. Dalam sinergi ini, KBI akan berperan sebagai lembaga kliring dan penjaminan penyelesaian transaksi.

M Kuncoro Wibowo selaku Direktur Utama BGR Logistics sebagai pengelola gudang perdagangan fisik timah akan berusaha mengoptimalkan potensi komoditas timah.

“Bursa timah yang diresmikan dan bagian dari BUMN merupakan bentuk kemitraan strategis dalam rangka mengoptimalkan potensi komoditas timah bagi seluruh pemangku kepentingan,” kata

Sumber : CNBC Indonesia
Editor : Tahir

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait