Teknologi Ultra Super Critical (USC) PLTU Cirebon 2 Lebih Ramah Lingkungan?

Oleh : Cucu Rahmat Hidayat (Direktur Bidang Hukum dan Advokasi Lembaga Badan Koordinasi Lembaga Pariwisata dan Pecinta Alam Mahasiswa Islam PB HMI)

PLTU Cirebon Unit 2 yang menghabiskan anggaran senilai US$2,2 miliar tersebut dikatakan progres proyek pembangunannya sampai awal tahun 2020 sudah mencapai 71,82 persen.

Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Cirebon Unit 2 dengan kapasitas 1×1000 megawatt (MW) tersebut nantinya akan menyuplai untuk kebutuhan listrik wilayah Jawa, Madura, dan Bali.

Pembangkit listrik tersebut digadang-gadang mengadopsi teknologi Ultra Super Critical (USC) boiler yang merupakan teknologi batubara bersih, dengan tingkat efisiensi tinggi dan emisi rendah. Teknologi ultra supercritical (USC) memiliki tekanan dan temperatur uap lebih besar 26 Mpa dan 700 Celcius, sehingga efisiensinya mendekati 50%.

Foto: Net

Dikatakan sudah ramah lingkungan dengan tingkat efisiensi tinggi dan emisi yang rendah apa lalu mengurangi dampak lingkungan yang lahir dan adanya pembangunan PLTU tersebut?

Seperti kita ketahui, Menurut Undang-undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup. Termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan prikehidupan dan kesejahteran manusia serta makhluk hidup lainnya. Lingkungan hidup terdiri dari tiga unsur yakni: Biotik (hayati), Abiotik (fisik) dan Sosial budaya.

Unsur biotik, adalah semua makhluk hidup yang menempati bumi. Ada tumbuhan, hewan, dan manusia.   Unsur biotik kita di rumah ada tanaman, hewan peliharaan, dan tetangga kita. Unsur abiotic, meliputi benda-benda yang tidak hidup. Contohnya tanah, air, udara, cuaca, iklim, sungai, dan gunung. Unsur biotik sama pentingnya dengan unsur abiotik. Tanpa air dan udara, makhluk hidup akan punah. Unsur sosial dan budaya, selain biotik dan abiotik, lingkungan juga punya unsur sosial budaya. Berbeda dengan unsur biotik dan abiotik, unsur sosial budaya tak terlihat. Unsur ini bersifat abstrak.

Menurut saya, jika bicara Ultra Super Critical (USC) memiliki effisiensi tinggi dan lebih ramah lingkungan mungkin itu hanya menyelamatkan sebagian kecil unsur biotik dalam lingkungan.

Mari sama-sama kita observasi dan perhatikan bersama, bagaimana dampak yang muncul lainnya dilihat dari unsur abiotik dan sosial budayanya. Jangan lempar tiga bilangnya satu lah.

Pemerintah daerah dan pimpinan tertinggi di PLTU Cirebon Unit 2 jangan lepas tangan. Contoh saja. Sudah bukan rahasia umum, jika rusaknya unsur sosial budaya sudah sangat nampak dengan munculnya tindakan pungli dan premanisme dalam perekrutan tenaga kerja dipembangunan Mega Project tersebut.

Sudah seharusnya Pemerintah Daerah dan Pimpinan tertinggi Pambangunan PLTU Cirebon Unit 2 dengan berbagai upaya agar mendapatkan kepastian hukum dan kepastian investasi, mungkin bisa disosialisasikan bahwa PLTU yang sudah ramah lingkungan itu seperti apa dan dilihat dari sisi mananya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *