Tanjung Agung Desa Budaya “Barong Landong” Andalannya!

*Budaya Lembak, Barong Landong Wisata Andalan Desa Tanjung Agung, Kota Bengkulu

Swakarya.Com. Selamat pagi Bumi Raflesia yang kaya dengan adat, mengenal suku Lembak bengkulu lebih dekat. Apa yang ada dalam pikiran kita ketika terdengar kata-kata budaya? Next hari ini kita akan berdialog mengenai “Barong Landong”.

Kota Bengkulu terkenal banyak sekali wisata dan sebutan untuk Kota Bengkulu ada banyak ragam yakni Bumi Raflesia, dan sekarang akan menjadi Kota Hadist aamiin semoga pemerintah Kota Bengkulu bisa menuju kota aman damai dan sejuk.

Foto: ist. Reti Suryani bersama rekannya dalam rangka menghadiri FGD tersebut.

Bukan hanya itu program pemerintah kota Bengkulu juga membuka Masjid 24 jam supaya masyarakat Bengkulu lebih dekat dengan Rabbnya, dan supaya terhindar dari banyaknya musibah yang menimpa kota Bengkulu.

Kembali lagi ke Forum Group Discussion (FGD) Barong Landong Kegiatan Pengembangan Kebudayaan Dan Pariwisata Tahun 2020 Dinas Pendidikan Kota Bengkulu Melalui FGD Barong Landong Kegiatan Pengembangan Kebudayaan dan Pariwisata tahun 2020 yang hadir yakni Drs. Effendi M.S  ketua Badan Musyawarah Adat Provinsi Bengkulu dan Martina Ningsih, M.Pd  Kepala bidang Kebudayaan Kota Bengkulu.

“Kita Tingkatkan Budaya Tradisional Kota Bengkulu untuk menjadi ciri khas Kota Bengkulu sebagai Warisan Kota Bengkulu yang Berkompetensi dan tersertifikat”

*Salam Suku Lembak*

Umumnya banyak yang tak begitu mengenal bagaimana bentuk Barong Landong ini terkecuali masyarakat yang bertani dan bersawah terutama suku lembak, untuk  itu mengenal Barong Landong kota Bengkulu merupakan sejenis alat permainan yang berbentuk manusia raksasa.

Alat permainan tersebut terbuat dari kerangka lukah/bubu penangkap ikan, diberi tangan dan kepala seperti manusia berparas lelaki dan perempuan,dan didandani seperti pengantin tradisional Bengkulu.

Berbeda sekali dengan ondel-ondel yang di kota-kota lain karena di Bengkulu ini lebih kaku karena memang dibentuk seperti manakalah manusia, dan tujuannya kenapa seperti pangantin ada lelaki dan perempuan supaya bisa mengenal karakter yang berbeda.

Niat dari pada petani sawah suku lembak ini membuat orang-orangang sawah (Kebang-kebang) untuk  menjaga sawahnya dari hama burung dan monyet.

Dan ketika masa panen padi tiba dan hasilnya juga berlimpah maka petani merasah bersyukur merasa terbantu dengan adanya orang-orang sawah itu, maka dibuatlah orang-orangan sawah yang lebih besar dan diberi nama Barong Landong.

Barong berarti orang-orangan, dan Landong berarti besar dan tinggi. Barong Landong ini digunakan warga Lembak Bengkulu.

Ada banyak macam yang bentuknya mirip sekali dengan Barong Landong tapi sangat berbeda penggunaan nya seperti Ondel-ondel, Bahdawai, Barong Landung, Ogoh-ogoh, Barong Landong ini adalah kekayaan ciri khas milik Lembak Bengkulu.

Alhamdulilah Barong Landong lulus menjadi warisan budaya tak bendah yang di sertifikasi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Kota Bengkulu.

Barong Landong setiap dimainkan itu diiringi Barung latih bentuk burung latih ini memang sangat mirip dengan burung bangau ataupun bebek.

Pada dasarnya burung latih itu sangat berbeda jadi tidak lah sama seperti yang kita pikirkan selama ini.

Dan digunakan gendang serunai alat musik yang pertama dimainkan setiap ada acara di balai seperti acara pernikahan, syukuran, bisa juga di kegiatan Tabot Bengkulu. Dan musik yang original itu adalah Kelentang.

Tanjung Agung Lembak Bengkulu pada tahun 2012 Festival Tabot di kota Bengkulu masih menggunakan Kesenian Rakyat Barong Landong Agung.

Biasanya adat Lembak selalu berdoa setiap tanggal 1 muharrahm yang di persiapkan sebelum berdoa itu ialah :

1. Nasi kunyit dan panggang ayam ( ayam kampung)

Ayamnya harus dibelah dadanya ciri khas untuk berdamai, kepala ayam tidak di potong ( karena kepala di gunakan untuk menunduk di dada ayam yang dibelah tadi)  filosofi dahulu kita ini makhluk  yang harus tunduk dan berdamai, menyembah tuhan dan harus bermusyawarah.

Kenapa di sajikan nasi kunyit dibawahnya dilapisi dengan kain putih yang diatas itu tandah keberhasilan dan dibawahnya daun pisang mudah ( karena sebagai simbol kemakmuran)

2. Kopi pahit ( kenapa dikatakan kopi pahit karena pada zaman dahulu tidak ada gula pasir adanya gula aren untuk pemanis, jadi di sebut kopi Neron)
3. Apam kuning berkuah (supaya membayar rasa syukur)
4. Di Sambut Barong Landong
5. Alat untuk pengharum
6. Bunga

Selain itu, dari pada tanggal 1-10 Muharram Barong Landong ditampilkan ketika pernikahan balai juga, dan digunakan sesudah Petani panen padi sebagai ucap rasa syukur petani sawah, dan di Kota Bengkulu tepatnya di Kelurahan Tanjung Agung Lembak Bengkulu.

Zaman dahulu di Kelurahan Tanjung Agung ada lapangan khusus untuk masyarakat Lembak Bengkulu menikmati festival Barong Landong sebagai ucapan rasa syukur telah memanen padi.

Akan tetapi saat ini semuanya terlihat musnah atau festival itu sudah lama fakum, dengan adanya forum diskusi hari ini supaya bisa mengembalikan adat Lembak Bengkulu seperti dahulu.

Alhamdulilah diskusi ini adalah langkah  awal supaya bisa ditetapkan naskah akademik Barong Landong warisan ini menjadi budaya Kota Bengkulu.

Sumber : Reti Suryani

Editor : Tahir

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait