Pemkab Bangka Raih 2 Penghargaan Dari Kementerian PANRB

*Penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik Tahun 2019

Bangka, Swakarya.com. Untuk keempat kalinya Pemerintah Daerah Kabupaten Bangka mendapatkan Penghargaan Top 99 Inovasi Pelayanan Publik dari Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB).

Penghargaan tersebut diberikan langsung Menpan RB Syafruddin kepada Bupati Bangka, Mulkan, di Hotel Gumaya, Semarang, 18 Juli 2019.

Tidak tanggung-tanggung, Menpan RB memberikan 2 penghargaan untuk Pemkab Bangka, masing-masing untuk inovasi “Ojek Lansia” dan “Ransel Sidora”.

“Inovasi Pelayanan Publik adalah terobosan pelayanan publik yang merupakan gagasan ide kreatif orisinal dan atau adaptasi/ modifikasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat baik secara langsung maupun tidak langsung,” papar Bupati Bangka ketika penganugrahan tersebut.

Kompetisi Inovasi Pelayanan Publik ini diikuti seluruh Kementrian, Lembaga, BUMN, BUMD, Pemerintah Provinsi, Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Kota seluruh Indonesia.

Dimana pada tahun 2019 ini, tercatat 3.136 inovasi yang ikut ambil bagian dengan dewan Juri yang terdiri dari Prof. Siti Zuhro (LIPI), Prof. J.B. Kristiadi (Profesional), Wawan Sobari, Ph.D (Universitas Brawijaya), Indah Sukmaningsih (YLKI), Surya Pratomo (Metro TV), Nurjaman Mochtar (Pengusaha), dan Dadan S.Suharmawijaya (Ombudsman). Kemudian dari total keseluruhan peserta, dipilih dengan seleksi ketat menjadi TOP 99.

Bupati juga menyebutkan, dalam periode “BANGKA SETARA 2018-2023”, Kabupaten Bangka harus terus membangun dan terus memperbaiki tata kelola pemerintahan yang baik, dengan aksentuasi pada perbaikan kinerja pelayanan publik.

“Filosofi pelayanan “biar lambat agar selamat” kami tinggalkan dan kami ganti dengan “harus cepat agar selamat”. Oleh karena itu, seluruh organisasi perangkat daerah berlomba-lomba membuat inovasi dan terobosan pelayanan publik yang mudah, cepat dan bahkan tanpa biaya.

Inovasi juga kami lakukan di bidang kesehatan, terutama pada unit-unit pelayanan langsung ke masyarakat. Inovasi RANSEL SI DORA (Rangkul Calon Pendonor, Stok Darah Terintegrasi Dalam Aplikasi Donor Darah) dan OJEK LANSIA adalah 2 inovasi kesehatan yang mendapatkan apresiasi dari Kementrian PAN-RB, Kementrian Kesehatan dan Kementrian Dalam Negeri,” beber Bupati.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Then Suyanti menguraikan, Ransel Si Dora merupakan satu inovasi terintegrasi karena memiliki informasi lengkap seputar darah yaitu data stok darah dan data pendonor yang sudah siap donor secara cepat, realtime, mudah dan bisa diakses semua masyarakat yang membutuhkan darah dan pendonor setiap saat.

Diungkapkannya, sebelum inovasi, data pendonor tidak bisa diakses secara cepat karena masih manual dam tidak lengkap serta ketersediaan stok darah yang tidak bisa diketahui oleh masyarakat yang membutuhkan.

Dengan inovasi ini, masyarakat Kabupaten Bangka yang membutuhkan informasi donor darah dapat mengakses informasinya melalui web: http://sidora.bangka.go.id.

SIDORA menyajikan informasi seputar donor darah, informasi data stok darah di Unit Transfusi Darah Rumah Sakit (UTDRS) Daerah Depati Bahrin dan PMI Kabupaten Bangka, informasi data pendonor yang siap donor, form registrasi pendonor,form permintaan darah, nomor kontak atau chat admin, sms notifikasi pemberitahuan saatnya donor darah kembali dan nomor handphone pendonor.

Ditambahkannya, sebelum adanya inovasi Ransel Si DORA, pada tahun 2017 data pendonor tersedia secara manual sebanyak 153 orang.

Setelah tersedianya database pendonor secara elektronik tahun 2018, jumlah pendonor meningkat tajam menjadi 1.346 orang pendonor. Permintaan darah yang terpenuhi juga meningkat dari 4.491 kantong darah pada tahun 2017 menjadi 4.800 kantong darah.

Sedangkan untuk Ojek Lansia adalah inovasi yang digagas oleh Puskesmas Penagan, Mendobarat.

Inovasi ini memanfaatkan pemberdayaan kader posyandu setempat menjadi para ‘driver’ bagi para lansia yang memiliki kesulitan akses ke Posyandu lansia, para ‘driver’ ini mengenal lokasi kediaman dari para lansia ini, mereka memahami budaya setempat, juga memiliki nilai kearifan lokal karena dipercaya oleh keluarga untuk menjemput dan mengantarkan kembali para lansia untuk mendapatkan pelayanan kesehatan lansia setiap bulannya.

Kepala Puskesmas Penagan, dr. Nanky Probo Ayu menyatakan bila inovasi ini dilatarbelakangi rendahnya kunjungan posyandu lansia di Desa Penagan yang hanya sebesar 65,47% dibandingkan data desa lainnya yang ada di Kecamatam Mendobarat.

Dikarenakan oleh keterbatasan mobilitas lansia, ada lansia yang hidup sendiri, tidak memiliki kendaraan, dan tidak adanya anggota keluarga yang mengantarkan lansia untuk datang ke Posyandu sesuai jadwal pelayanan yang ada.

Dampak dari inovasi ini, kunjungan lansia ke posyandu meningkat, dari 65.47% di tahun 2017 menjadi 84,29% di tahun 2018. Ditargetkan pada tahun 2019, inovasi ini bisa berkontribusi hingga 100% lansia terlayani.

“Kepedulian terhadap lansia merupakan kewajiban dasar yang harus kami lakukan. Saat ini, penduduk Lansia kami mencapai 21.155 jiwa atau 6,52 persen dari total populasi Kabupaten Bangka yang mencapai 324.372 jiwa.

Mereka terindikasi sangat rentan terhadap penyakit dan kesakitan, terutama hipertensi, arthritis dan stroke. Statistic Indonesia menunjukkan bahwa Angka kesakitan lansia mencapai 25,05 persen dan angka keluhan kesehatan 47,17 persen.

Untuk mengelola dan memberikan pelayanan terbaik, kami tentu saja memerlukan inovasi yang brilyan. OJEK LANSIA yang dibidani Puskesmas Penagan diharapkan makin terus berkembang, melayani seluruh penduduk Lansia Mendo Barat yang berjumlah 2.493 jiwa atau 5,08 persen dari populasi Mendo Barat.

Bahkan kedepan, dengan Peraturan Bupati, kami mewajibkan seluruh Puskesmas di Kabupaten Bangka untuk mereplikasi inovasi ini,” ujar Kepala Bapeda Pan Budi Marwoto.

Dari sisi kepedulian terhadap pelayanan darah juga menjadi fokus Pemkab dengan menjalankan UU No. 36/2009 tentang Kesehatan maupun Peraturan Pemerintah No.7/2011 tentang Pelayanan Darah yang menyebutkan pemerintah bertanggung jawab atas pelaksanaan pelayanan darah yang aman, mudah diakses, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

Inovasi RANSEL SIDORA adalah bentuk komitmen tersebut, disamping tentu saja, Pemkab Bangka memberikan hibah dan subsidi kepada PMI maupun masyarakat penerima layanan.

Sementara dari sisi kebijakan, menurutnya,dalam periode RPJMD “Bangka Setara”, Pemkab Bangka mengedepankan dan menggunakan inovasi dalam percepatan pembangunan. Dengan motto “Inovasi Tiada Henti”.

“Kami mewajibkan semua OPD membuat dan menjadikan inovasi guna fasilitasi percepatan pembangunan. Kami sangat meyakini, hanya inovasi yang akan menajdikan Kabupaten Bangka memiliki daya saing tinggi tinggi dan membawa perbaikan kehidupan bagi masyarakat. Setiap tahun kami mengadakan kompetisi inovasi pelayanan publik, diikuti oleh seluruh OPD Pemkab Bangka,” katanya. (Lio)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait