Pemimpin Mental Kerupuk, Berdrama Intan

Oleh: Dandi Ariyanto, Mahasiswa Sosiologi, UBB

Beberapa waktu yang lalu Indonesia telah melaksanakan yang namanya pesta demokrasi, tentu dalam kurun waktu yang tidak lama lagi tonggak estapet kepemimpinan Bangsa Indonesia akan berganti.

Sebenarnya baik siapapun pemimpinya, rakyat Indonesia haruslah tetap mengedepankan ideologi negara, yaitu PANCASILA. Dengan adanya berbagai macam berita yang tersebar yang menjelekan masing-masing pasangan calon yang kita kenal dengan istilah kubu-kubu, dalam potret pesta demokrasi Indonesia tentu ini menjadi cerminan bahwa lunturnya nilai PANCASILA, yang menjadi landasan berdirinya negara Indonesia.

Banyak sekali penggiringan opini yang mengarahkan khalayak ramai untuk saling beradu argument tentang siapa pemimpin yang paling benar dan tepat.

Tentu hal ini membuat masyarakat bertanya-tanya akan kriteria pemimpin yang didambakan untuk memimpin negara Indonesia ke arah yang lebih maju dan sejahtera, tetapi permasalahan yang dihadapi terkadang masyarakat hanya menilai dari citra yang ditampilkan di layar monitor handphone maupun televisi yang terkadang mencerminkan kewibawaan dalam sosok seorang pemimpin.

Masyarakat yang kurang paham tentang literasi media akan secara tidak langsung dalam pikiran mereka digiring, seakan-akan mempercayai sosok yang ditampilkan merupakan sebuah citra kewibawaan seorang pemimpin.

Keberadaan seorang pemimpin tentu sangat dibutuhkan oleh masyarakat, seorang pemimpin haruslah menjadi panutan yang patut dijadikan sebagai seorang yang mampu mengimbangi keadaan yang dirasakan oleh masyarakat dalam keadaan apapun dan memberikan rasa aman dan nyaman untuk khalayak ramai.

Maka, dalam hal inilah ada beberapa yang memang terkadang masyarakat tidak mengetahui akan pentingnya sebuah asas kemimpinan yang harus dimengerti oleh semua orang, sebab manusia itu sendiri pada hakikatnya dalah seorang pemimpin baik dalam ranah yang besar seperti pemimpin bangsa maupun ranah yang kecil seperti halnya keluarga.

Dengan demikian, penulis akan menjelaskan bahwa ada tiga asas kepemimpinan yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin dan masyarakat.

Ing Ngarsa Sung Tuladha
Tentu semua pelajar akan mengetahui kalimat ini sebab kalimat ini sangatlah terkenal dalam dunia pendidikan, ajaran yang dapat diambil dari kalimat ini adalah keteladanan yang meski harus dijunjung tinggi oleh seorang pemimpin. Sebab, ketika sifat tidak biasa lagi mencerminkan seorang pemimpin tentu hal ini akan dipandang menjadi sebagai hal yang tidak patut untuk diteladani.

Kepemimpin seorang sebenernya bukan bergaya bos yang dapat memerintah anggotanya semena-mena, pemimpin tidak bisa disamakan dengan seorang bos karena amanah yang di terima oleh pemimpin adalah amanah untuk bisa membawa khalayak yang memberikan amanah agar bersama-sama untuk mencapai tujuan yang dicita-citakan. Hendry Pratt Fairchild mengemukakan pemimpin adalah  seseorang yang memimpin dengan jalan memprakarsai tingkah laku sosial dengan mengatur, menunjukkan, mengorganisir atau mengontrol usaha/upaya orang lain atau melalui prestise, kekuasaan atau posisi sedangkan, dalam pengertian yang terbatas pemimpin ialah seseorang yang membimbing, memimpin dengan bantuan kualitas-kualitas persuasifnya dan akseptansi/penerimaan secara sukarela oleh para pengikutnya.

Dengan begitu, tentu keteladanan dari seorang pemimpin haruslah bisa dicontoh, jangan sampai sikap yang diperlihatkan itu hanya sebuah setingan yang memantik publik untuk mempercayai bahwa memang seorang pemimpin itu telah benar, menjujung tinggi asas Ing Ngarsa Sungtaldha  sangatlah penting untuk seorang pemimpin.

Ing Madya Mangun Karsa
Pemimimpin harus mampu membangkitkan semangat berswakarsa dan berkreasi pada orang-orang yang memberinya amanah. Ketua Komisi pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Raharjo memberikan data di tahun 2018 ada 48 kasus untuk tindakan korupsi. Ini artinya pemimpin yang di amanahkan oleh rakyat tidak pernah berterima kasih atas apa yang telah diberikan oleh rakyat kepada pemimpin, tentu ini menjadi contoh bahwa pemimpin bermentak kerupuk yang sedang mereka pilih, sebab para kadidat pemimpin pada masa mengkampanyekan diri masing-masing memberikan berupa opini kepada publik untuk mempercayai bahwa rasa aman dan sejahtera akan bisa diciptakan, pada kenyataanya tidak, sedikit pemimpin melalaikan amanah yang diberikan khalayak disia-siakan begitu saja, terkadang lucu pemimpin seperti ini mengaku dirinya sebagai seorang pemimpin tetapi hanya dalam setingan semata.

Tut Wuri Handayani
Pemimpin harus mampu mendorong orang-orang yang memberikan amanah kepadanya agar berani berjalan didepan dan sanggup bertanggung jawab, artinya dalam hal ini puncak dari seorang pemimpin bukan hanya kepadanya dia harus memiliki sifat yang mencerminkan seorang yang baik tetapi, kepada orang yang dibawahnya agar siklus kepeminan menjadi positif, yang kemudian memberikan kedamaian di masing-masing elemen masyarakat.

Dorongan yang dimaksud tentu adalah dorongan yang bersifat membangun, menjadi seorang pemimpin memang besar tanggungjawabnya, akan tetapi meskipun demikian hal semacam itu tidak boleh menjadi beban oleh seorang pemimpin, tetap harus bisa membawa diri sebagai orang yang dapat dipercaya dan dapat membawa khalayak agar menjadi khalayak yang bisa diandalkan sehingga tentu ketika semua elemen tidak lagi mecitrakan diri sebagai pemimpin yang belebelkan intan yang nyatanya kebanyakan berlebel kerupuk, akan terjadi perubahan besar dinegeri kita ini. Oleh sebab itu, pada tahun ini adalah ajang perbaikan di masing-masing elemen pemimpin yang diberikan amanah oleh rakyat.

Oleh karena itu, penulis mengharapkan agar opini rakyat jangan sampai digiring kearah yang menyudutkan sepihak, haruslah ada nalar logika yang dibangun oleh seorang pemimpin. Menjadi seorang pemimpi tidaklah mudah tetapi, jangan sampai mencitrakan diri seperti intan tapi nyatanya seperti kerupuk yang disiram dengan air dan akhirnya manyun dengan cepat, maka, jadilah pemimpin berjiwa seperti intan yang kuat dan keliatan mewah meskipun intan jatuh ke air comberan pun akan tetap berharga.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *