Membangun Sikap Toleransi di Era New Normal

Oleh: Yuni Ayu Izma
(Mahasiswa STISIPOL Pahlawan 12 Sungailiat, Bangka)

Pandemi Covid-19 yang mewabah di seluruh penjuru dunia belum ada tanda-tanda akan berakhir, lamanya persinggahan wabah mematikan di muka bumi sangat berdampak besar di berbagai sektor kehidupan. Belum lagi dengan adanya kebijakan pemerintah yang akan memberlakukan kebijakan new normal dengan penerapan protokol kesehatan, tentunya dapat mengakses pelayanan publik kepada masyarakat menjadi terbatas.

Hal tersebut dapat dijadikan upaya bagi penyelenggara pelayanan publik untuk memaksimalkan pelayanan publik dengan beralih ke sistem online yang selama ini telah berjalan.

Semenjak beredarnya berbagai kemunculan informasi berita yang tersebar sangat menggemparkan masyarakat yang begitu polos menerima berita dan mudah mempercayainya tanpa harus mengecek terlebih dahulu apakah benar berita tersebut terjadi sesuai dengan kenyataannya. Dengan beragam reaksi, persepsi dan tingkah laku masyarakat termasuk dengan isu wabah virus corona ini menimbulkan konflik yang bergentayangan di kehidupan masyarakat.

Konflik adalah suatu sikap pertentangan atau perbedaan pendapat dari satu orang ke orang lainnya namun dapat juga antar kelompok satu dengan kelompok lainya yang bermaksud ingin menjatuhkan satu sama lain sehingga sasaran orang yang dibenci dapat tertindas dengan unsur kebencian dan berujung posisinya tak berdaya.
    
Adapun ciri khas yang dibawakan dari individual dalam melakukan interaksi sosial, konflik di kalangan masyarakat merupakan situasi yang begitu wajar di setiap masyarakat dan hampir setiap orang pernah mengalami konflik baik itu unsur kesalahpahaman hingga tercapai unsur kebencian. Konflik itu akan menghilang dengan semesti apabila kita dapat membangun sikap toleransi menuju era new normal.

Secara bahasa, kata toleransi berasal dari bahasa latin “tolerare” yang berarti “sabar dan menahan diri”. Toleransi adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang saling menghormati dan menghargai antarkelompok atau antarindividu (perseorang-an) baik itu dalam masyarakat ataupun dalam lingkup yang lain. Dengan membangun sikap toleransi dapat terhindar dari  berbagai diskriminasi di kehidupan.
   
Negara kita tercinta telah banyak terjadi konflik yang tercatat sudah termasuk ke dalam kategori konflik besar yang terjadi. Walapun Indonesia terkenal dengan banyaknya keberagaman budaya di dalam satu Negara. Kebudayaan yang beragam memunculkan perbedaan di Indonesia. Jikalau tidak dapat melihat suatu perbedaan dalam pandangan terbuka maka konflik mulai terjadi. 
    
Seperti data yang telah dilansir dalam kompas.com, Indonesia merupakan negara beragama dan memiliki suku bangsa, adat istiadat, budaya dan ras yang berbeda-beda tersebar di wilayah Indonesia. Namun dengan keberagaman tersebut terus dilakukan diuji dengan munculnya berbagai konflik yang terjadi diberbagai daerah.

Beberapa permasalahan Konflik yang pernah terjadi di Indonesia antara lain konflik Ambon berlangsung pada 1999 hingga 2003. Konflik sampit di Kalimantan Tengah tahun 2001, tragedi trisakti tahun 1998, konflik lampung tahun 2012, konflik penistaan agama 212 tahun 2017 dan masih banyak konflik lainnya. 

Konflik-konflik tersebut menimbulkan korban jiwa, luka-luka dan harus mengungsi. Sehingga merimbas kepada semua pemeluk agama tersebut dan terjadi pemisahan wilayah sesuai dengan keyakinan masing masing.

Demi mencegah adanya berbagai konflik yang melanda maka sikap toleransi sangat diperlukan untuk sama-sama menjaga kerukunan bangsa. Walaupun kita hidup akan memasuki era new normal dampak virus corona ini, semua masyarakat perlu turun tangan untuk membantu semua yang sedang terkena wabah tanpa melihat berbagai perbedaan yang ada. Mereka semua bekerja sama menggalang dana untuk bisa menyumbang beberapa kebutuhan seperti, makanan, minuman, masker, dan alat kesehatan lainnya.

Walaupun kemunculan virus corona ini sangat meresahkan tetapi akan terlihat apakah di dalam suatu masyarakat dapat membangun sikap toleransi atau tidak, dan terbukti bahwa kerjasama antar masyarakat adalah bentuk dari sikap toleransi tanpa memandang status sosial dan keyakinan masing-masing individu telah tumbuh dengan sendirinya.

Kita sebagai manusia biasa hanya bisa berdoa meminta perlindungan dan pertolongan kepada Allah dan selalu ikhtiar dalam usaha kita menjaga kesehatan diri agar tetap stabil dengan mematuhi segala anjuran pemerintah untuk tetap mematuhi protokol kesehatan dan menerapkan pola hidup sehat, maka kita bisa terhindar dari virus mematikan tersebut.

Selebihnya kita serahkan semuanya hanya kepada Allah karena Allah yang akan mengatur segala kehidupan yang ada di bumi ini agar semuanya baik-baik saja.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *