Masyarakat Bangka “Dek Kawa Nyusah” Menjadi “KAWA NYUSAH”

Oleh: Zamhari
Mahasiswa Sosiologi, Universitas Bangka Belitung

Masyarakat Bangka memiliki berbagai macam kebudayaan salah satunya adalah budaya “Dek Kawa Nyusah” yang terdengar sangat unik. Budaya dek kawa nyusah, biasanya membuat pola pikir masyarakat beranggapan bahwa segala sesuatu atau segala kegiatan yang ingin dilakukannya tidak terlaksana, disebabkan “malas” untuk mengerjakannya.

Lantas apakah kebudayaan atau kebiasaan masyarakat seperti ini akan berdampak positif atau bahkan sebaliknya bisa berdampak negatif? Melihat dari berbagai perspektif kebudayaan masyarakat yang dek kawa nyusah akan membawa dampak negatif bagi kehidupan didalam masyarakat, karena bisa menimbulkan pola pikir masyarakat yang hanya akan terpaku dan terbiasa dengan kehidupan yang malas-malasan untuk bekerja, sehingga mereka akan terus merasa terpuruk dan menimbulkan sikap putus asa dalam menjalani kehidupan.

Pada hakikatnya kebudayaan dalam masyarakat yang hidup berkelompok tidak terlepas dengan kemajuan teknologi akibat perkembangan zaman yang semakin modern. Munculnya sebuah budaya masyarakat Bangka yang dak kawa nyusah ini, bisa jadi ada hubungannya dengan kemajuan teknologi.

Kita ketahui bersama bahwa kemajuan teknologi membuat segala sesuatunya serba cepat (efisien) dan serba praktis. Namun, muncul lagi sebuah pertanyaan bahwa apakah ada hubungannya dek kawa nyusah dengan perkembangan zaman hari ini?

Perkembangan zaman memliki dampak positif dan dampak negatif bagi manusia. Untuk dampak negatifnya sendiri tidak adanya keseimbangan pengguna dalam memanfaatkannya sehingga terlena dengan teknologi yang semakin canggih. Dengan begitu, Kaitannya budaya dek kawa nyusah dengan kemajuan teknologi dan perkembangan zaman sangat erat, karena pada hakikatnya manusia selalu ingin menciptakan inovasi-inovasi baru yang nantinya akan mempermudah aktivitasnya di masa yang akan datang.

Dek kawa nyusah sendiri sudah melekat di dalam mindset masyarakat bahwa sesuatu yang serba mudah dan praktis, sehingga masyarakat secara tidak langsung membentuk dan membuat kebudayaan yang tidak mereka ketahui sebenarnya kebudayaan seperti itu bisa berdampak negatif bagi kehidupan bermasyarakat.

Dalam kehidupan bermasyarakat tidak pernah lepas dari yang namanya kebudayaan dan adat istiadat. Banyak perspektif masyarakat bahwa dengan adanya kebudayaan di dalam kehidupan bermasyarakat sangat penting dan tidak heran jika setiap kelompok atau golongan masyarakat memiliki kebudayaan atau kebiasaan yang berbeda-beda.

Adapun arti kebudayaan itu sendiri dapat beraneka macam dan banyak pendapat para ahli yang berbeda-beda. akan tetapi, pada intinya yang hanya satu yakni cara hidup yang dimiliki bersama oleh kelompok masyarakat tertentu.

Tetapi secara umum Kebudayaan merupakan hasil dari sebuah karya cipta, rasa, dan karsa manusia yang mencakup banyak aspek kehidupan dalam bermasyarakat seperti hukum, keyakinan, seni, adat istiadat atau kebiasaan, moral dan juga keahlian.

Kebudayaan sangatlah penting dalam kehidupan bermasyarakat dan juga kehadirannya mampu mempengaruhi pengetahuan seseorang, gagasan, dan ide meskipun akan tetapi budaya itu sendiri masih bersifat abstrak.

Selain itu, kebudayaan memiliki banyak unsur, misalkan unsur bahasa, ilmu pengetahuan, sistem kekerabatan dan kemasyarakatan, dan sistem ekonomi atau mata pencaharian.

Kebudayaan masyarakat Bangka dek kawa nyusah tersebut sebenarnya harus kita hilangkan dan kita ganti dengan sebutan masyarakat Bangka yang kawa nyusah. Ketika kawa nyusah ini diterapkan dalam kehidupan sehari-hari akan kita hidup mandiri, kerja keras, rajin berkerja, tidak malas-malasan, disiplin yang tinggi terhadap apa yang dikerjakan, walaupun hal tersebut tidak mudah untuk melakukannya, namun lambat laun ia akan dapat terbentuk dengan sendiri jika sudah menjadi sebuah kebiasaan.

Oleh sebab itu, bagaimana bangsa dan negara kita mau maju jikalau pemuda-pemudi penerus bangsa kita seperti ini yang masih menerapkan budaya dek kawa nyusah tadi yang membuat mereka bermalas-malas.

Coba kita melihat negara-negara maju seperti Jepang. Negara Jepang maju karena Sumber Daya Manusia (SDM) atau masyarakatnya berkerja sangat ulet, rajin, dan sangat disiplin. Begitupun dengan negara-negara maju lainnya seperti Belanda, Inggris, Jerman dan juga yang lainnya.

Oleh Karena itu, kita sebagai pemuda-pemudi penerus bangsa harus merubah mindset atau pola pikir masyarakat Bangka yang dek kawa nyusah dengan sebutan masyarakat Bangka yang kawa nyusah.

Berdasarkan penjelasan dan argument diatas kita bisa menarik dan mengambil kesimpulan bahwa kebiasaan masyarakat Bangka yang dak kawa nyusah tersebut sangat berdampak negatif bagi kehidupan bermasyarakat karena akan hanya membuat kita terlena dan selalu berpikir bahwa segala sesuatu atau kegiatan maupun pekerjaan kita malas untuk melakukannya, jadi kita hilangkan kebiasaan seperti itu dan kita ganti dengan masyarakat yang kawa nyusah dimana kita hidup mandiri, bekerja keras, dan disiplin.

Mari kita rubah mindset atau pola pikir kita kalau bukan kita siapa lagi. Dengan cara memanfaatkan kemajuan teknologi, mengikuti perkembangan zaman dengan baik dan terutama ambil positif dari negara-negara maju dengan kerja keras dan kedisiplinan mereka kita bisa mencontohkan hal tersebut demi memajukan bangsa dan negara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *