Kawasan Heritage di Belinyu Harus Menampilkan Nuansa Kekinian

Belinyu, Swakarya.Com. Setelah seminar publik sukses dilaksanakan pada Kamis (7/11) kemarin sebagai upaya PT TIMAH Tbk dalam mensosialisasikan pembangunan kawasan Heritage di Belinyu.

Kini kawasan Heritage di Belinyu menjadi buah bibir di kalangan masyarakat, baik dari kaum akademisi dan bahkan generasi milenial ikut andil dalam menanggapinya.

Prof. Bambang Poerwanto selaku dosen di Departeman Sejarah, Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gajah Mada memberikan sebuah gagasan dalam membangun rekayasa sosial dan kultural melalui aset daerah yang ada.

Dalam hal ini, Belinyu menjadi sorotan dalam pengembangan heritage, Belinyu memiliki aset yang potensial, tinggal bagaimana memaknai dan mengelolanya. “PT Timah sudah memulai sejak lama, tinggal bagaimana ini masyarakat dan pemerintah daerah mengambil peran untuk mengelola ini,” ungkapnya.

Ia pun mengatakan bahwa Belinyu sangat memungkinkan untuk menjadi destinasi wisata sejarah, tinggal bagaimana membentuk rekayasa sosial dan rekayasa kulrural untuk orang datang ke sini.

“Saya melihat masyarakat sudah sadar untuk mengembangkan ini, tapi memang perlu rekayasa sosial dan rekayasa kultural membentuk mitos. Dari adanya kawasan Heritage dan Museum ini akan menjadi trigger untuk ekonomi masyarakat,” jelas Bambang.

Untuk itu, perlu dibangun sebuah persfektif ketika orang ke Pulau Bangka kalau belum ke Belinyu, masih ada rasa yang kurang. “Ini harus dilakukan dengan kearifan lokal, bukan menduplikasi dari yang lain,” ujarnya.

Tak hanya kaum akademisi yang bersuara dalam mendukung penuh pembangunan heritage di Belinyu, namun kaum milenial ikut bersuara.

Kendedi selaku Presiden Mahasiwa Sitisipol Pahlawan 12 bahkan menawarkan sebuah gagasan untuk pembangunan kawasan heritage di Belinyu. Menurutnya, kawasan Heritage di Belinyu harus menampakkan suasana yang modern dalam persepektif generasi milenial saat ini.

Kawasan heritage menurutnya harus bernuansa edukasi ala milenial dengan menampilkan berbagai tempat yang bisa digunakan untuk diskusi, berfoto, dan harus instagramable.

“Saya mewakili generasi milenial beribu apresiasi luar biasa untuk PT Timah yang memanfaatkan asetnya di Belinyu untuk dijadikan destinasi baru di Belinyu, tidak hanya rekreasi tapi juga edukasi.

Milenial seperti kami berharap kawasan ini meskipun Heritage bisa dijadikan tempat ngopi, diskusi, nongkrong, tempat wisata yang bisa kami upload di media sosial agar orang tau ada kawasan heritage di Belinyu dan mereka datang kesini,” jelas Kendedi.

Sebab kata Kendedi, generasi saat ini masih banyak yang belum tahu tentang sejarah dan tidak mau mencari tahu. “Tapi dengan ada kawasan heritage yang memberikan informasi sejarah secara tidak langsung akan membantu kami mendapatkan informasi langsung dengan berwisata,” katanya.

“Kawasan Heritage yang instagramable akan meningkatkan kunjungan wisatawan, karena milineal senang mengunjungi baru,” tutupnya.

Penulis : Tahir

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait