Indonesia Darurat Learning Poverty, Ini Solusi LDII di Bidang Pendidikan

Jakarta, Swakarya.Com. Mengenai keterperukan Indonesia di bidang ekonomi dan berbagi bidang lainnya, Ketua DPP LDII Prasetyo Sunaryo menukil laporan Bank Dunia, yang menyebut Indonesia darurat learning poverty alias miskin belajar.

Meski Indonesia memiliki Indeks Pembangunan Manusia (IPM) pada posisi 111 dari 189 negara dengan kualitas hidup manusia yang membaik, namun keadaan ini masih mengkhawatirkan. Menurut Prasetyo Sunaryo, sepertiga anak-anak Indonesia mengalami learning poverty.

“Generasi muda kita sedang dalam posisi learning poverty alias miskin belajar. Artinya, terdapat entah kesulitan belajar, malas belajar, ini harus diantisipasi untuk meningkatkan kualitas SDM kedepan,” ujar Prasetyo saat Koferensi Pers membahas sumbangsih dan pemikiran strategis LDII untuk pembangunan dan kemajuan bangsa, Senin (30/12) di Kantor DPP LDII, Patal Senayan pada Senin (30/12).

Solusinya, menurut Prasetyo Sunaryo, semua pihak harus memberantas malas belajar. Kedua, kemampuan membaca harus diperbaiki, dimana dalam tes Pissa membaca harus semakin ditingkatkan. Dan pendidikan harus diarahkan pada terbangunnya budaya dan semangat belajar seumur hidup.

“Kepastian perubahan menuntut penyesuaian. Kemampuan penyesuaian, menuntut kemampuan mempelajari perubahan dan bagaimana menyesuaikan dengan perubahan. Untuk itu perlu dikembangkan metode agar sejak dini terbangun semangat belajar. Setelah terbangun semangat belajar, harus dibangun kemampuan membaca,” ujarnya.

Setelah kemampuan membaca meningkat, maka Prasetyo menekankan peningkatkan kemampuan Iptek dan kemampuan wirausaha atau wiraupaya. Ada 260 juta warga Indonesia, setidaknya 26 jutanya harus berwirausaha dan harus berbasis teknologi.

“Karena kita tidak punya kriteria, semua berpola menjadi apa saja. Sistem politik kita seolah-olah siapa saja bisa menjadi apa saja. Padahal dunia tidak seperti itu. Tuntutan globalisasi berbasis kewirasusahaan dan penguasaan Iptek,” ujarnya.

Menyiapkan pendidikan berkualitas merupakan tantangan seluruh komponen bangsa dan tanggung jawab bersama, agar terwujud SDM berkualitas sesuai dengan kebutuhan bangsa Indonesia abad 21. LDII sendiri sudah berupaya untuk berkontribusi bagi bangsa.

Dalam bidang pendidikan, LDII telah mencanangkan program Tri Sukses yakni mewujudkan generasi penerus yang alim-fakih (memiliki pengetahuan dan pemahaman agama yang kuat), berakhlakul karimah, dan mandiri.

Program ini dijalankan di semua pondok pesantren dan lembaga pendidikan LDII. Selain itu, LDII menanamkan kepada warganya pendidikan karakter 6 tabiat luhur (jujur, amanah, mujhid-muzhid, rukun, kompak, dan kerja sama yang baik). (Hun)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait