Imbas Operasi KIP, Nelayan Rebo Menjerit

Demi menafkahi keluarga, Nelayan setempat terpaksa melaut hingga belasan mil

Bangka, Swakarya.com. Nelayan Rebo, kecamatan Sungailiat mulai menjerit. Hal tersebut disebabkan oleh hasil tangkap yang mulai berkurang akibat ekploitasi penambangan laut oleh Kapal Isap Produksi (KIP) di perairan laut setempat. 

Hal tersebut dikatakan oleh Ketua Kelompok Nelayan Rebo, Ling Siauw kepada sejumlah wartawan, Senin (29/7). 

Menurut Ling Siauw, aktifitas penambangan laut oleh KIP di perairan laut Rebo sejak lama ditolak keras oleh nelayan setempat karena limbah hasil penambangan laut telah mencemari wilayah tangkap nelayan daerah itu. 

Selain menimbulkan sedimentasi, nelayan setempat terpaksa melaut hingga belasan mil dari bibir pantai Rebo demi mencari nafkah akibat pencemaran limbah penambangan laut oleh KIP. 

Untuk itu, nelayan setempat meminta kepada pemerintah daerah ini mengambil sikap atas keluhan yang disampaikan nelayan ini. 

“Pemerintah provinsi juga tolong dengarkan aspirasi kami. Kepada siapa lagi kami mengadu kalau bukan kepada pemerintah. Karena laut ini bukan milik nelayan saja,tapi ini menyangkut kepentingan hajat hidup orang banyak,” katanya. 

Kendati aktifitas KIP terus berjalan, kata Ling Siauw, nelayan setempat tetap menolak keras aktifitas KIP beroperasi di perairan laut Rebo. 

“Tolak KIP harga mati. Jadi kami akan tetap melakukan perlawanan untuk menolak KIP ini agar KIP ini pergi dari laut Rebo,” katanya. 

Tak cuma itu, nelayan setempat disamping Persatuan Mahasiswa Hukum Indonesia (Permahi) Babel akan berjuang keras mengusir KIP dari perairan laut Rebo. 

Selain itu, Lingsiauw juga menyayangkan sosialisasi yang dilakukan PT Timah waktu itu tanpa melibatkan nelayan setempat. 

“Waktu sosialisasi yang dilibatkan masyarakat Kenanga, masyarakat Tanjung Ratu. Sementara masyarakat Rebo nya hanya 2 orang dan itupun bukan nelayan. Jadi atas dasar itulah KIP itu bisa masuk ke perairan laut kita,” katanya. (Lio) 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait