*W.S Rendra semasa hidupnya pernah menyebut bahwa Babel itu seperti “gadis cantik yang belum mandi”.
Pangkalpinang, Swakarya.Com. Sastrawan Babel, Ian Sancin, dalam kegiatan Malam Apresiasi Satra di Amphitheater Wilhelmina Park (8/11) menjelaskan makna puisi WS. Rendra dalam sesi diskusi sastra di Indonesia.
Ian Sancin mengatakan, malam ini salah satu rangkaian memperingati sepuluh tahun sudah WS. Rendra berpulang, tapi sajak-sajaknya masih melekat di telinga penikmat karyanya termaksud juga para sastrawan di Bangka Belitung.
Ian Sancin yang juga penulis buku ini sangat menyukai puisi-puisi W.S Rendra hingga baginya karya W.S Rendra masih terngiang-giang di kalangan masyarakat Indonesia.
“Agar ketemu presiden tak perlu berdasi seperti Belanda,” kata Ian memaknai salah satu bagian sajak WS. Rendra yang bermakna kemerdekaan.
Ian Sancin membeberkan bahwa W.S Rendra adalah pembuat puisi dengan banyak menuil terkait kemerdekaan. Kemerdekaan untuk mencapai hak-hak sebagai manusia. Apa kata WS. Rendra, tata buku masa lalu dan tata buku masa kini.
“Artinya adalah adanya lembaran-lembaran baru dan ada lembaran-lembaran lama. Seperti lahirnya kita hari ini, berarti dimasa lalu ada cerita ibu kita. Indonesia merdeka hari ini karena ada masa lalu para pejuang. Oleh karena itu masa lalu dapat menjadi pelajaran masa kini. Kita berkumpul hari ini adalah karena kita ingin membuat tata buku yang sebaik-baiknya agar dapat menjadi pesan yang baik untuk anak cucu kita,” ujarnya.
Andi juga salah satu sastrawan Babel yang pernah membersamai W.S Rendra semasa hidupnya ketika di Babel, Ia menyebut bahwa WS Rendra pernah berkata tentang Babel seperti “Gadis cantik yang belum mandi”
“Katanya Bangka itu bagaikan gadis cantik yang belum mandi. Artinya Bangka Belitung perlu kita Kecak, perlu kita dandan dengan sebaik-baiknya,” kata Andi saat ditemui awak media.
Penulis: Ramsyah
Editor : Tahir
