HMJ SPI UIN SMH Banten Gelar Webinar Tentang Kesejarahan Banten

Cilegon, Swakarya.Com. Himpunan Mahasiswa Jurusan Sejarah Peradaban Islam UIN SMH Banten atau di singkat HMJ SPI UIN SMH Banten melakukan kegiatan Webinar dengan tema “KUPAS TUNTAS SEJARAH DAN KEBUDAYAAN BANTEN DARI MASA KE MASA”.

Kegiatan ini diselenggarakan secara Daring melalui ZOOM dimulai pada pukul 09:00 – selesai WIB pada Sabtu, 14 November 2020 kemarin.

Kegiatan itu pula, menghadirkan pemateri Mufti Ali P.hd selaku Sejarawan Banten dan diikuti oleh 80 peserta yang berasal dari berbagai daerah di seluruh Indonesia

Tujuan kegiatan ini adalah untuk mengenal dan mengetahui sejarah dan kebudayaan Banten. sebagaimana pepatah mengatakan tak kenal maka tak sayang.

“Kita harus mengenal bagaimana sejarah dan kebudayaan lokal. begitu juga dengan mahasiswa Sejarah Peradaban Islam yang sedang mengkaji sejarah baik lokal maupun nasional, bahkan internasional melalui berbagai literasi yang didapatkan oleh dosen-dosen kita dan selalu memegang teguh cargon SPI * SPI BERSATU (Berani Saling Mebantu),” ungkap Naufal Fawwaz Dzakki selaku Panitia pelaksana.


Menurutnya, Acara ini dapat meningkatkan pemahaman para peserta webinar terkait sejarah dan kebudayaan lokal Banten sehingga dapat menumbuhkan semangat untuk mengkaji lebih dalam lagi terhadap sejarah dan kebudayaan loka Banten.

“Acara ini dilaksanakan secara daring dan mengunakan ZOOM, dikarenakan untuk menjaga protokler kesehatan agar tidak terjadi penularan Covid-19 lebih banyak lagi. Dimasa PSBB seperti ini kita tetap harus bisa menjaga kesehatan dan mematuhi protokol kesehatan,” katanya.

Lebih lanjut, ia mengatakan pada masa kontemporer ini, masih banyak kekurangan dalam memahami tentang sejarah dan kebudayaan lokal.

“Dengan acara ini kita bisa faham mengenai sejarah dan kebudayaan lokal daerah sehingga terjalinnya harmonisasi dan rasa cinta terdahap daerah,” ujarnya.

Mufti Ali P.hd memaparkan sejarah dan kebudayaan lokal dari berbagai sudut pandang. Dikarenakan suku Banten asli itu ialah suku Badui Dalam, bukan suku Sunda dan suku Jawa. Masyarakat Banten yang sekarang itu hanya pendatang.

“Kita sebagai mahasiswa sejarah harus paham sejarah dan budaya tersebut yang bersumber dari beberapa literatur yang valid,” tuturnya.

“Orang yang paham akan sejarah dan budayanya, maka orang itu akan lebih berharga. Be positive dan mari kita lestarikan sejarah dan kebudayaan Banten. ujar pemateri sekaligus menutup pembicaraannya,” pungkasnya.

Penulis: Azhar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait