Hamdan Zoelva : Demokrasi High Cost, Perlu Dipertimbangkan Kembali

Pangkalpinang, Swakarya.Com. Hamdan Zoelva mengatakan demokrasi Indonesia saat ini “memakan” biaya yang lumayan besar (high cost).

Untuk itu ke depannya kata Hamdan Zoelva, demokrasi Indonesia harus lebih baik lagi terlebih dalam menyongsong Pilkada Serentak 2020.

Menurut Hamdan Zoelva, memang pada tahun 2020 ini Indonesia masuk pada Pilkada Serentak tahap ketiga. “Pada tahap pertama dan kedua, kita sukses melaksanakannya. Begitu pula dengan pilkada tahun ini harus berlangsung aman,” ujarnya kepada redaksi Swakarya.com, di Hotel Santika Pangkalpinang beberapa waktu lalu.

Selain berharap pelaksanaan Pilkada Serentak 2020 berlangsung aman, ia mengatakan ada hal lain yang lebih penting daripada itu semua. “Ada yang jauh lebih penting, yakni peningkatan demokrasi yang lebih baik,” katanya.

Lebih lanjut ia mengatakan, selama ini demokrasi Indonesia high cost sehingga membutuhkan modal yang sangat besar. ”Negara sudah mengeluarkan dana yang sangat besar, dan kontestan juga demikian, ini harus kita evaluasi,” ujarnya.

“Misalnya pada kontestan dan para calon mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk pilkada. Dan itu tidak sebanding dengan apa yang ia dapatkan bila menjabat sebagai Bupati atau Gubernur nantinya, dan ini yang harus kita pertimbangkan, kasihan dengan kepala daerah yang berhadapan dengan hukum dan KPK,” lanjutnya.

Dengan demikian menurutnya, ini akan berdampak negatif dan menjadi beban bagi kepala daerah, karena dari tahun 2004 sampai 0ktober 2019, sudah ada 122 kepala daerah yang ditangkap KPK karena disebabkan demokrasi yang high cost.

Untuk itu, Zamdan Zoelva sangat setuju terhadap pernyataan yang disampaikan oleh Kemendagri.

“Bahwa demokrasi kita perlu kita tininjau kembali untuk pilkada kita kedepannya,” tutupnya.

Penulis: Tahir

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait