Erzaldi: Guru Memang Pahlawan Tanpa Tanda Jasa

Toboali, Swakarya.Com. Pak Zaini Ruslan telah berusia lanjut. Saat ini kondisi fisiknya memaksa Pak Zaini tak mampu untuk hidup sendirian.

Pak Zaini didera strok. Pak Zaini tak mampu berjalan dengan tegak. Selain itu Pak Zaini juga tidak mampu berkomunikasi dengan baik, daya pendengarannya rendah, sehingga hanya beberapa saudaranya saja yang mengerti dan mampu berkomunikasi dengan Pak Zaini.

Siapa Pak Zaini Ruslan?

Ia adalah salah seorang sosok yang berjasa bagi orang nomor satu di Bangka Belitung, Erzaldi Rosman. Pak Zaini adalah guru mengaji gubernur sewaktu kecil. Dan, orang nomor satu di Babel ini menyempatkan diri mengunjungi sang guru di sela-sela kegiatan di Bangka Selatan, Jumat (25/6/2021).

“Saya bisa bantu apa pak?” tanya Gubernur Erzaldi kepada Pak Zaini, saat gubernur mengunjungi kediaman sang guru, di Teladan Toboali.

Gubernur terlihat berusaha mengajak Pak Zaini berinteraksi dengan harapan Pak Zaini merespon, walaupun dalam kondisi terlihat lemah. Namun, kondisi tak memungkinkan.
Dan pihak keluargalah yang menjadi perpanjangan lidah Pak Zaini.

“Saya titip kursi roda,” kata Bang ER.

Pertemuan ini sendiri membekas dan menjawab rindu Gubernur Erzaldi. Guru ngajinya ini masih menjadi teladan. Kesabaran dan keikhlasan Pak Zaini terhadap takdir Tuhan tidak ada batasan.

Sejatinya guru merupakan pahlawan tanpa tanda jasa. Inilah yang ditekankan oleh Gubernur Erzaldi Rosman. Itu yang mendorong dirinya sengaja mendatangi guru ngaji yang telah lama tak dijumpai tersebut.

Kunjungi Masjid
Usai mengunjungi guru ngaji, Gubernur Erzaldi menyambangi Masjid Nur Sirotul Mustaqim yang kondisinya rusak parah akibat terjangan petir.

“Bagaimana penduduk sekitar sini salat?” tanya gubernur.

“Kita salat di luar pak, di pelataran masjid,” ungkap pengurus masjid.

Dijelaskan pengurus masjid, akibat bencana ini telah meninggalkan banyak kerusakan antara lain, kubah masjid pecah, atap roboh berhamburan, langit-langit roboh, serta seluruh aliran listrik mati, termasuk mesin air. Untuk sementara ini, agar dapat terus melaksanakan salat, pengurus masjid memasang lampu darurat dengan sambungan sederhana.

“Ini adalah kesempatan kita untuk berinvestasi amal. Ajak warga untuk bersama-sama membangun kembali rumah Allah,” ujar gubernur.

Dengan swadaya masyarakat, diharapkan dapat menjadikan tiap dana yang diberikan menjadi amal jariyah. Bukan hanya dapat menjadi bekal hidup, tapi juga sebagai bekal untuk menjemput ajal yang perlu dipersiapkan.

“Enak ya salat di luar gini. Anginnya sepoi-sepoi. Kita dapat sambil bertafakur alam,” pungkas orang nomor satu di Babel ini.***

Penulis : Natasya
Foto : Saktio
Editor : Dini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait