Swakarya.Com. Ketua IKA UBB, Andi Yusti menyampaikan apresiasinya kepada PT Timah Tbk atas upaya-upaya yang telah dilakukan BUMN tersebut dalam melakukan reklamasi pascatambang berwawasan wisata.
“Kami harap ada optimalisasi kembali mengenai lahan pascatambang ini agar bisa menjadi sektor pariwisata yang jauh lebih baik, yang ikonik,” ujar pengusaha muda ini pada saat menjadi pembicara pada Diskusi Webinar dengan tema “Potensi Lahan Paska Tambang Berwawasan Wisata Sebagai Peluang Ekonomi Menuju New Normal” yang diselenggarakan oleh Bakornas LEPPAMI PB HMI, Rabu (10/06/2020) kemarin.
Reklamasi lanjutnya, tidak hanya sekedar menanam pohon, tetapi mengembalikan lagi nilai ekonomisnya sehingga bisa kembali dirasakan manfaatnya oleh masyarakat sekitar.
Andi menambahkan, IKA UBB sangat mendukung upaya-upaya reklamasi yang telah dilakukan oleh PT Timah Tbk dan siap berperan untuk pembangunan potensi wisata di lahan pascatambang sebagai sumber ekonomi baru bagi masyarakat.
“Kami dari Ikatan Alumni UBB siap ambil peran, berbagi sumbangsih pemikiran kepada PT Timah maupun dengan stakeholder lain yang melakukan kegiatan penambangan untuk pemanfaatan lahan bekas tambang timah di Babel ini,” paparnya.
Bahkan kata Andi, ia bersama dengan alumni lainnya sudah memiliki konsep mengenai sektor-sektor mana saja yang bisa dikembangkan, bisa menjadi nilai ekonomi, dan nilai tambah sehingga memberikan dampak langsung kepada masyarakat terkait pengembangan lahan pascatambang, “semua sudah kami diskusikan sebelumnya dan kita siap mensinergikannya dengan PT Timah,” ujarnya.
Menanggapi yang dipaparkan oleh Ketua IKA UBB, Direktur SDM PT Timah Tbk M. Rizki mengatakan bahwa reklamasi berwawasan wisata selama ini sudah berjalan, namun diakuinya sumberdaya manusia yang mengelolanya juga harus berimbang dan pola pikirnya juga harus wawasan wisata.
“Pariwisata itu adalah industri kreatif dan wisata itu tumbuh pesat karena apapun yang disajikan itu menarik, jangan kita berfikir pascatambang harus jadi kebun. Tinggal bagaimana kita membrandingnya dan mempromosikannya.
Wisata tidak mesti hutan, pantai, itu semua tergantung dari bagaimana kita merubah pola pikir. Ini membutuhkan kreativitas, inovasi dan marketing. Dari tidak ada “pasar ” membuatnya menjadi ada. Kita harap dengan adanya kerjasama dengan seluruh stakholder pekerjaan kita menjadi lebih gampang apabila semua merasa ini adalah program kita bersama, bukan program PT Timah,” paparnya.
Beberapa contoh lahan pascatambang yang telah berhasil dikembangkan oleh PT Timah menjadi agrowisata diantaranya:
1. Kawasan Wisata Terpadu Air Jangkang di wilayah Kabupaten Bangka;
2. Air Nyatoh Belinyu; dan
3. Kebun Percontohan Reklamasi Selingsing di wilayah Kabupaten Belitung Timur yang kini menjadi sentra cabe dan budidaya ikan air tawar.
“Apabila ada generasi muda yang berminat untuk melakukan pengembangan ini, kita bisa bekerjasama sehingga pola yang sudah kita bangun ini bisa dijiblak lagi sehingga bisa jadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat,” pungkasnya.
*Pengembangan Lahan Pascatambang Berwawasan Wisata Dibutuhkan SDM yang Handal*
Narasumber yang ketiga, Direktur Eksekutif Bakornas Leppami PB HMI M. Jusrianto mengatakan, pengembangan lahan pascatambang berwawasan wisata dibutuhkan SDM yang handal.
“Makanya dibutuhkan pelatihan-pelatihan, baik softskill maupun hardskill kepada masyarakat di sekitarnya sehingga memberikan dampak yang positif, karena dengan partisipasi masyarakat terhadap pengerjaan lahan pascatambang itu masyarakat akan lebih peduli untuk sama-sama menjaga lahan tersebut,” ujarnya.
Bangka Belitung Memiliki Special Tourism
Rizali, Humas PT Timah yang juga mengikuti Diskusi Webinar tersebut mengatakan, harus ada perubahan pola pikir di masyarakat Babel yang sebelumnya senang berwisata ke luar daerah, menjadi berfikir bagaimana agar bisa menciptakan wisata baru yang dapat menarik wisatawan ke Babel secara berulang-ulang.
“Padahal sebenarnya Bangka Belitung itu memiliki modal dasar yaitu special tourism, pertambangan timah yang di daerah lain tidak memilikinya,” ujarnya.
Permasalahan lain terkait SDM, di daerah lain yang maju pariwisatanya kata Rizali, mereka memiliki Tour Guide yang sudah mapan. “Kalau kita masih belum. Oleh karena itu, masih diperlukannya pola untuk meningkatkan SDM kita, itu adalah tanggung jawab kita semua, baik pelaku pariwisatanya, BUMN, dan Pemerintah Daerah,” pungkasnya.
Mederator, Cucu Rahmat Hidayat dari diskusi ini menyimpulkan bahwa lahan pascatambang sangat berpotensi berwawasan wisata, tapi perlu kerjasama semua pihak, masyarakat, dan tokoh masyarakat juga tidak kalah ambil peran dalam hal ini.
Berikut beberapa rekomendasi dari hasil Diskusi Webinar yang disampaikan oleh M. Jusriyanto di akhir sesi, diantaranya:
1. Sudah menjadi tanggung jawab perusahaan dan pemerintah serta stakeholder yang lain, untuk bersinergi melakukan pemulihan lahan pascatambang;
2. Lahan pascatambang diharapkan dapat menjadi sumber ekonomi baru bagi masyarakat sekitarnya, untuk itu diperlukan SDM yang mumpuni untuk mengembangkannya;
3. LEPPAMI dan IKA UBB siap berpartisipasi dalam pengelolaan lahan pascatambang PT Timah khususnya dalam sektor pengembangan pariwisata.
Penulis: Fakih