Ciri-Ciri Anak Broken Home

Oleh: Sakinah, Mahasiswa Sosiologi, FISIP, UBB

Setiap manusia didunia ini pasti ingin terlahir di keluarga yang harmonis, hangat, rukun dan penuh kebahagian.

Tidak akan ada orang yang ingin terlahir dan tumbuh dalam lingkungan keluarga yang tidak utuh atau istilah yang sering kita dengar adalah “Broken home”.

Kondisi keluarga yang tadinya harmonis menjadi tidak harmonis, timbul beberapa konflik sehingga orang tua yang sudah tidak peduli dengan keluarga dirumah.

Namun Broken home juga diartikan ketika hubungan kedua orangtua menjadi renggang hingga berakhir menjadi perceraian yang dimana perceraian ini akan berdampak pada psikologis anak-anak, terutama remaja.

Remaja merupakan fase dimana sedang dalam proses peralihan diantara masa kanak-kanak dan dewasa yang sedang mencari jati diri.

Fase ini, yang seharusnya diberikan perhatian khusus oleh orang tua. Namun, berbading tebalik dengan apa yang seharusnya bahkan seperti mimpi buruk bagi anak.

Karena seusia yang masih rentan dan sangat labil mereka harus mengalami dampak dari perceraian orang tuanya, ketidakpedulian orang tua itulah yang bisa kita sebut sebagai anak Broken home?

Bisa kita bayangkan betapa stress dan belum siapnya mereka anak remaja tersebut untuk menerima ketidakadilan ini.

Mereka yang seharusnya fokus belajar dan bersosialisasi, terhambat untuk melakukan itu dikarenakan konflik dikeluarga dan seorang anak remaja yang ingin berkembang, dan tidak sepatutnya untuk merasakan kepahitan dalam hidup lebih awal.

Ada beberapa hal yang akan terjadi pada remaja yang mengalami atau terjebak dalam kondisi keluarga Broken home. Berikut penjelasannya:

1. Sedih Yang Berlarut
Anak remaja yang belum siap menerima perceraian dari kedua orangtuanya pasti akan mengalami kesedihan yang tidak berkesudahan.

Anak merasa bahwa orangtua mereka jahat sampai mau membiarkan keluarga menjadi pecah. Ditambah lagi ketika melihat keluarga dari temannya yang begitu harmonis, pasti itu akan membuatnya lebih sedih, dan bahkan menganggap seakan dunia ini tidak adil.

2. Kehilangan Peran Seorang Ayah dan Ibu
Bagaimana rasanya ketika kita sedang ada masalah, keluarga tidak ada disamping kita. Ketika kita membutuhkan sosok ayah sebagai pelindung kita kini sudah tidak bersama kita lagi, itu semacam duri yang menusuk di hati.

Sosok ibu yang seharusnya peduli dan memberikan kasih sayang terhadap anaknya, kini berubah menjadi seorang pekerja yang bahkan tidak peduli lagi dengan pendidikan anaknya.

3. Membenci Kedua Orang Tua
Anak broken home belum bisa menerima apa yang sedang terjadi dengan kehidupan mereka, itulah kenapa mereka membenci kedua orangtua mereka yang memutuskan untuk berpisah.

Terutama orangtua yang berpisah dikarenakan berselingkuh, membuat anak menjadi benci dan trauma.

4. Hidup Mau Dibawa Kemana?
Seperti tidak ada tempat untuk berpijak, ketika mengetahui bahwa kedua orangtua sudah mempunyai keluarga masing-masing seakan hidup ini tidak ada arah tujuan lagi.

Sebenarnya banyak sekali hal-hal yang bisa berdampak ketika anak sudah dilabeli menjadi anak broken home, seperti halnya ketika mereka sedang dalam masyarakat, mereka membentuk semacam topeng untuk menutupi kesedihan yang  bisa saja terlihat dari wajah mereka.

Anak korban broken home ini akan bersikap bahwa mereka baik-baik saja, padahal sebenarnya mereka hancur sekali.

Ada stigma di masyarakat yang mengatakan bahwa anak-anak dari keluarga broken home akan tumbuh menjadi anak-anak yang tidak baik, seperti menjadi pelajar yang nakal, mabuk-mabukkan, melakukan tindakan kriminal, membully, dan bahkan tidak mementingkan pendidikan.

Padahal banyak sekali anak-anak yang berlatar belakang broken home bisa menjadi remaja yang aktif dan positif dikarenakan motivasi bahwa ia pasti bisa menjalani hidup dengan baik.

Memang banyak sekali anak-anak remaja yang akan mengalami depresi ketika dihadapkan dengan persoalan yang mereka sendiri belum bisa memahaminya.

Beberapa mental anak broken home yang memang minim sekali hingga memutuskan untuk mengakhiri hidupnya, inilah yang sebenarnya ditakutkan oleh orangtua bahkan anak broken home sendiri.

Remaja broken home sendiri cenderung sulit dalam menerima orang baru baik sebagai ayah tiri, maupun sebagai ibu tiri, karena mereka masih memiliki trauma yang cukup dalam.

Namun, dari semua penderitaan yang dialami oleh anak broken home, pastilah mereka adalah orang-orang yang hebat dan memiliki kepribadian yang dianugerahi oleh tuhan dengan kesabaran yang sangat luar biasa dalam menjalani hidup.

Banyak sekali hal-hal indah dalam hidup yang akan menghampiri dan teruslah untuk selalu menjadi pribadi yang lebih baik lagi dan mempunyai mindset bahwa anak broken memiliki mental yang kuat serta bisa sukses walaupun orangtua memilih untuk berpisah.

















Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait