Andri Yanto, Mahasiswa Hukum Semester Belia dengan Segudang Karya

Pangkalpinang, Swakarya.Com. Menggeluti dunia kepenulisan sejak usia SMA sebagai refleksi proses pembelajaran yang sedang dan terus dijalani oleh Andri Yanto, mahasiswa hukum UBB dengan usia semester yang masih belia (semester 3), namun sudah menunjukkan banyak karya.

Karya pertama dan keduanya adalah Buku Master Olimpiade Geografi Volume I & II ditulis sebagai buku kompilasi materi-soal Olimpiade Sains Nasional bidang studi geografi. Ditujukan secara khusus untuk membantu siswa-siswi SMA dalam menguatkan pemahaman ilmu geografi.

Buku ketiganya, terbit bersamaan dengan dua buku sebelumnya, pada Oktober 2020, dengan judul Kamus Ilmiah Populer. Berisi kumpulan diksi-diksi bahasa Indonesia beserta arti, penjelasan, dan contoh penggunaanya. Buku tersebut ditujukan bagi pembaca umum untuk meningkatkan skill dan kapasitas linguistik berbasis bahasa intelektual dan representasi makna secara tepat guna sesuai pedoman bahasa Indonesia yang baik.

Buku keempat Andri Yanto terbit di tahun yang sama, yakni tahun 2020, dengan genre sejarah. Karya keempatnya ini diberi judul “Historia Nostra: Menelusuri Sejarah Peradaban Masyarakat Kuno di Indonesia”, berisi pengetahuan sejarah manusia yang dimulai dengan hakikat teori darwinian, ekspansi homo sapiens, perkembangan peradaban awal, revolusi pertanian, penyebaran peradaban, hingga era Hindu-Buddha di Indonesia.

Andri terus menunjukkan ‘taringnya dengan berhasil menerbitka Buku perdana dengan topik Filsafat Hukum— filsafat sebagai kajian yang Ia sukai. Dpelajari secara otodidak dan informal. Sementara Hukum sendiri merupakan program studi yang sedang Ia jalani di UBB saat ini. Buku Keempatnya tersebut Ia beri judul “Mazhab-Mazhab Hukum: Suatu Pengantar Memahami Dimensi Pemikiran Hukum, yang terbit pada Oktober 2021.

Motivasi dan Strategi Andri Menjadi Produktif Menghasilkan Karya
“Menulis adalah bekerja untuk keabadian”, begitulah kira-kira adagium yang selalu dipegang Andri Yanto, mahasiswa HUKUM UBB yang berasal dari Tempilang, Bangka Barat ini.


Menurut Andri, komplementar terbaik dari kegiatan belajar ialah dengan menuangkanya dalam bentuk karya berupa tulisan dan publikasi.
“Sederhananya, menulis memaksa untuk belajar,” ucapnya.


Sebagai mahasiswa semester muda yang masih demikian haus akan pengetahuan, menulis adalah cara ideal Andri Yanto dalam menjaga konsistensi belajar.

Andri juga mengatakan bahwa hal fundamental yang diperlukan ketika menulis buku bergenre filsafat sebagaimana yang dihasilkannya baru-baru ini, adalah usaha yang relasional.

Mulai dari menjalin komunikasi dengan dosen hukum pidana dan pakar filsafat di FH UBB, Dr. Faisal, S.H.,M.H. Juga bergeliat dalam mengumpulkan buku-buku referensi, melaksanakan diskusi interaktif, penulisan kerangka, dan drafting naskah awal, yang kurang lebih memerlukan waktu 2 bulan.

“Komplemen penulisan dengan fiksasi naskah, editing, dan pengajuan ke penerbit dengan sistem seleksi berbasis penerbitan royalti diselesaikan dua bulan setelahnya, dan pada Oktober 2021, buku terbit dengan ISBN dan komersil,” ungkap Andri.

“Bagian terpenting dalam pembuatan karya ialah ketekunan. Konsistensi dalam belajar dan membaca setiap buku referensi kredibel, mengisi tiap ruang kerangka penulisan dengan sabar, dan mempelajari materi-materi yang bahkan belum diajarkan di kelas. Buku yang baik harus berkualitas bagi pembaca dan kredibel dalam rujukannya. Dalam kurun sela waktu setelah penerbitan buku ke-5, saat ini, saya juga sedang usaha menyelesaikan naskah buku berikutnya, dengan judul Homo Legalis (belum difiksasi),” terang Andri.

Manajemen Waktu Adalah Hal Krusial
Ketika ditanya bagaimana strategi yang selama ini dijalankannya untuk tetap produktif berkarya di tengah kesibukan aktivitasnya di beberapa organisasi internal dan eksternal kampus, Andri mengatakan manajemen waktu adalah hal krusial.

“Manajemen waktu adalah hal krusial agar tetap produktif dalam berkarya dan membantu keseharian orang tua. Sistem belajar yang digunakan ialah pembagian jadwal dengan skala prioritas dan bertahap. Bukan kebut sekali-selesai,” ungkap Andri

“Manajemen waktu produktif disesuaikan dengan kebutuhan, dengan memanfaatkan waktu-waktu terbaik (pagi dan sore) untuk membaca dan menuangkan ide, serta malam dan sebelum tidur untuk menuntaskan tugas-tugas umum perkuliahan,” pungkasnya.***

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Berita Terkait