Pangkalpinang, Swakarya.Com. Dalam rangka memulihkan ekosistem alam yang saat ini mulai terancam, berbagai elemen mulai dari pemerintah sampai ke masyarakat mulai bersinergi melakukan berbagai upaya melestarikan hutan, salah satunya hutan mangrove yang tersebar sepanjang daerah pesisir Indonesia.
Bangka Belitung sebagai salah satu wilayah kepulauan memiliki hutan mangrove yang harus terus dijaga ekosistemnya. Banyak kegiatan sudah dilakukan pemerintah yang berkolaborasi dengan pihak swasta dan masyarakat Babel untuk mengembalikan fungsi hutan mangrove, baik dari sisi ekologi, sosial, maupun ekonominya. Untuk menambah nilai ekonomi masyarakat, Bangka Belitung pun sudah menerapkan silvofishery sehingga Hutan Kemasyarakatan Gempa 01 menjadi role model untuk rehabilitasi hutan mangrove.
Silvofishery merupakan pola pendekatan teknis yang terdiri dari rangkaian kegiatan terpadu antara kegiatan budi daya ikan, udang, atau usaha kepiting lunak, dengan kegiatan penanaman, pemeliharaan, pengelolaan, dan upaya pelestarian hutan mangrove.
Hal ini disampaikan Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Erzaldi Rosman saat menjadi keynote speaker pada kegiatan diskusi nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI dengan tema ” Mangrove Yang Produktif dan Memulihkan Dalam Perspektif Realitas dan Penyelesaian” melalui aplikasi pertemuan virtual zoom di Ruang Kerja Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Kamis (6/8/20).
Kegiatan dipimpin langsung oleh Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) RI, Siti Nurbaya Bakar dan dihadiri oleh 170 peserta dari instansi terkait di seluruh indonesia.
“Jumlah izin perhutanan sosial di Babel sudah diperoleh izin untuk seluas 37.581,97 ha yang terdiri dari enam izin hutan desa, 272 izin hutan tanaman rakyat, dan 63 izin Hutan Kemasyarakatan (HKM). HKM gempa 01 menjadi role model rehabilitasi mangrove di Babel,” ungkapnya.
Gubernur Erzaldi mengungkapkan HKM gempa 01 melakukan kegiatan pemulihan dengan memberdayakan masyarakat melakukan kegiatan terpadu dengan pembudidayaan kepiting bakau dengan kegiatan penanaman, pemeliharaan, pengelolaan, dan upaya pelestarian hutan mangrove. HKM ini juga menjadi salah satu destinasi wisata edukasi di Bangka Belitung.
Pada kesempatan tersebut, Gubernur Erzaldi juga menggambarkan kondisi terkini hutan manggrove di Babel. Dalam penjelasannya, Bangka Belitung terdiri dari kurang lebih 950 pulau, 60 persen pulau-pulaunya dikelilingi mangrove dengan luas 63.914,41 ha. Dari luasan tersebut ada sekitar 1.161 yang mengalami deforestasi kritis.
“Untuk itu, komitmen kami untuk memulihkan ekosistem tersebut, mulai dari tahun 2018 sampai 2020, pemerintah melalui KPHP/KPHL, BPDASHL Baturusa Cerucuk serta instansi terkait sudah menanam 560.160 pohon mangrove,” ungkapnya.
“Kami juga mencanangkan program pemulihan lahan “Gertak Moment Seru” dan “One Week Three Thousand Tree”,” pungkasnya. (***)